Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AM Lilik Agung
Trainer bisnis

Mitra Pengelola GALERIHC, lembaga pengembangan SDM. Beralamat di lilik@galerihc.com.

Tuhan Memberkati "God Bless"

Kompas.com - 04/07/2023, 08:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

God Bless legenda band rock Indonesia, tahun 2023 ini berusia lima puluh tahun. Pencapaian luar biasa yang dapat disejajarkan dengan Rolling Stones maupun Deep Purple, di mana para musisinya berusia di atas tujuh puluh lima tahun, namun tetap aktif melakukan konser.

Menandai lima puluh tahun berkarya, lima personal terakhir -Ahmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah, Abadi Soesman, Fajar Satritama- merilis album Anthology, kumpulan lagu terbaik ciptaan God Bless.

Kali ini menggarap album Anthology bekerja sama dengan Czech Symphony Orchestra dengan komando Tohpati.

Saya terakhir melihat God Bless naik panggung ketika membuka konser Deep Purple di Solo, Jumat 10 Maret 2023.

Vokal Ahmad Albar tetap prima. Kocekan gitar Ian Antono tetap menyengat. Gebukan drum Fajar Satritama, anggota paling muda dan “baru” berumur lima puluh tiga tahun, menjaga ritme musik God Bless.

Sah bila banyak khalayak menyebut God Bless adalah band rock terbaik di Indonesia.

Pertama kali saya melihat konser God Bless di Kridosono Yogyakarta, medio 1989’an, ketika mempromosikan album keempat, “Raksasa.” Sementara album tersukses God Bless adalah “Semut Hitam” yang dirilis 1988.

Jika sebelum album Semut Hitam dirilis, dalam aksi panggungnya God Bless banyak membawakan lagu-lagu musisi luar, maka sejak meledaknya album ini, God Bless selalu membawakan lagu-lagu karya sendiri.

Pertama menonton konser God Bless tahun 1989 dan paling ujung tahun 2023, terbentang jarak tiga puluh empat tahun.

Tidak ada perbedaan cukup signifikan cara bermusik God Bless ketika para musisinya berusia muda dengan sekarang sudah senior. Hanya dulu Ahmad Albar suka berlari mengelilingi panggung, terutama ketika menyanyikan lagu Kehidupan.

Ketika konser di Solo, Ahmad Albar tidak banyak bergerak. Jika dulu ada Eet Sjahranie dengan gaya main gitarnya yang atraktif dan garang, sekarang Ian Antono lebih tertib dengan teknik permainan yang layak disebut maestro.

Berdiri di belakang tumpukan keyboard, Abadi Soesman yang terlibat dalam pembuatan album kedua “Cermin” kemampuannya setara dengan Jockie Soerjoprajogo, pemain keyboard paling lama di God Bless.

Karena kesehatan yang terganggu, Donny Fatah tidak bisa mencabik-cabik bas, diganti oleh musisi lain.

Menelusuri waktu, melewati lima presiden, mengapa God Bless tetap kokoh bertahan? Ada tiga hal utama.

Pertama, spirit bermusik. Tak dapat dipungkiri dalam usia panjang bermain musik, God Bless sering ganta-ganti personel. Mirip dengan Deep Purple yang juga sering gonta-ganti musisi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com