Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AM Lilik Agung
Trainer bisnis

Mitra Pengelola GALERIHC, lembaga pengembangan SDM. Beralamat di lilik@galerihc.com.

Tuhan Memberkati "God Bless"

Kompas.com - 04/07/2023, 08:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hanya saja, pada God Bless dan Deep Purple ada beberapa pendiri yang menjaga marwah grup band-nya.

Ahmad Albar bisa dikatakan ikon utama God Bless. Seperti Ian Gillan di Deep Purple, Ahmad Albar pernah bersolo karier, membentuk grup lain.

Namun akhirnya God Bless -mirip lagu terkenalnya- adalah Rumah Kita. Rumah Kita, bersama para penjaga spirit band lainnya; Ian Antono dan Donny Fatah. Ditambah Abadi Soesman dan anggota termuda, Fajar Satritama, berlima mereka menemukan spirit yang menyatukan.

Berbarengan dengan God Bless, lahir pula grup band hebat seperti misal AKA, Giant Step dan Rollies.

Aksi panggung AKA dengan vokalisnya Ucok Harahap, jauh lebih heboh dibanding God Bless. Ketika ditinggal Ucok dan ketiga personelnya mendirikan SAS, kependekan dari nama-nama musisinya, yaitu Syeh Abidin, Arthur Kaunang, dan Soenata Tanjung, tetap saja SAS menunjukkan diri sebagai band dengan aksi panggung memukau.

Saya menonton konser mereka di pertengahan tahun 1980’an di Yogyakarta. Penampilan Arthur Kaunang sangat atraktif di panggung.

Rollies dengan maskotnya Gito Rollies, bergaya panggung mirip James Brown. Atau Giant Step, grup band lokal pertama yang lebih suka menyanyikan lagu-lagu karya sendiri ketika grup lain membawakan lagu grup rock luar.

Pada Giant Step pernah singgah musisi-musisi terbaik tanah air seperti Benny Soebardja, Triawan Munaf, dan Jelly Tobing.

Ketiga grup ini -AKA, Rollies, Giant Step- umurnya tidak sepanjang God Bless, walaupun dalam bermusik belum tentu kalah kemampuannya.

Kedua, konsistensi dan daya tahan. Jika menggelar tur, penonton Rolling Stones selalu berjubel. Pendapatan konser Rolling Stones selalu berada pada papan atas, setingkat dengan pendapatan konser U2, Cold Play, Taylor Swift maupun Rihanna. Padahal para musisinya masuk umur delapan puluh tahun.

Mengapa Rolling Stones tetap berada pada papan atas di mana pada 2023 ini genap berumur enam puluh tahun? Konsistensi dan daya tahan. Ini juga yang dimiliki oleh God Bless.

Konsisten bermain musik sampai kelak tenaga sudah tidak mendukung lagi. Daya tahan mempertahankan grup di tengah berbagai konflik, keluar-masuk anggota dan masing-masing anggota pernah bersolo karier.

Ketiga, meminjam tulisan Alex Palit, God Bless selalu mewartakan humanisme dalam setiap karya-karyanya (Humanisme God Bless and You, 2017).

Spirit, idealisme dan komitmen yang berpihak pada humanisme ini yang kemudian membawa karya-karya God Bless abadi.

Rumah Kita adalah lagi wajib yang dinyanyikan bersama para alumni sekolah maupun kampus dari seluruh pelosok negeri dan ditayangkan dalam berbagai kanal media sosial.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com