Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laleilmanino Sumbang Rp 25 Juta kepada Sekolah Pelestari Tradisi dan Hutan di Kalimantat Barat

Kompas.com - 26/10/2022, 16:54 WIB
Cynthia Lova,
Kistyarini

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah sukses dengan single “Dengar Alam Bernyanyi” sebagai theme song program dari Y20 2022, grup musik Laleilmanino kembali menunjukkan aksi sosial mereka.

Diketahui Y20 2022 adalah platform bagi generasi muda dari semua negara G20 untuk berdialog dan mengajukan solusi atas isu-isu mendesak yang sedang terjadi di dunia.

Kali ini, Laleilmanino yang beranggotakan Anindyo Baskoro (Nino), Arya Aditya Ramadhya, dan Ilman Ibrahim ini menyalurkan donasi kampanye #DengarAlamBernyanyi.

Hasil donasi dari publik dan royalti dari single yang digarap bersama Chicco Jerikho, Sheila Dara, dan HIVI! untuk memperingati Hari Bumi Sedunia (Earth Day) ini telah terkumpul sebesar Rp 25 juta.

Baca juga: Harapan Laleilmanino Setelah Lagu Dengar Alam Bernyanyi Jadi Official Theme Song Y20

Nino mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung karyanya tersebut.

Nino berharap masyarakat tak sekadar menikmati lagu “Dengar Alam Bernyanyi,” tetapi juga mengaplikasikannya dalam hidup masing-masing.

“Kami di sini mencoba membuktikan bahwa apapun profesimu, apapun yang kamu tekuni, kita bisa memberikan sumbangsih untuk kemajuan perlindungan alam,” kata Nino dalam siaran pers, Rabu (26/10/2022).

Manager Program Hutan Itu Indonesia (HII), Christian Natalie menilai lagu “Dengar Alam Bernyanyi” ini tak hanya catchy, tetapi juga memiliki makna yang mendalam.

Baca juga: Dengar Alam Bernyanyi Karya Laleilmanino Jadi Official Theme Song Y20

Oleh karena itu, HII memberi rekomendasi kepada Laleilmanino untuk menyumbangkan hasil kampanye ini kepada Sekolah Adat Arus Kualan yang memiliki empat sekolah informal gratis di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Salah satu penggerak Sekolah Adat Arus Kualan, Martison Siritoitet pun ikut bahagia.

Martison mengatakan, sekolah tersebut merupakan bentuk perjuangan akar rumput dalam mengajarkan kearifan lokal bagi generasi muda.

Beberapa program utamanya adalah pembelajaran tarian tradisional, hingga pengenalan tentang obat tradisional.

Baca juga: 5 Cerita di Balik Lagu Laleilmanino Dengar Alam Bernyanyi

“Para murid belajar langsung ke hutan, mengenali serta melihat secara langsung bagaimana bentuk tanaman obat, lalu mereka foto dan dokumentasikan. Kemudian mereka belajar kegunaan setiap tanaman yang penting bagi masyarakat, khususnya di kawasan Arus Kualan,” kata Martison.

Ia menambahkan murid di Sekolah Adat Arus Kualan juga belajar tentang cerita rakyat, kerajinan tangan, termasuk membuat suvenis atau cenderamata.

Kearifan lokal yang diajarkan kepada murid-murid tidak hanya diajar oleh orang yang punya title sarjana maupun magister, namun juga tetua adat.

Penggerak Sekolah Adat Arus Kualan, F Deliana Winki pun juga mengungkap rasa bahagianya. Ia berharap donasi tersebut bisa bermanfaat bagi anak-anak dan orang-orang muda yang ingin mengembangkan adat, budaya serta menjaga hutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com