Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ahmad Fuadi soal Kebanjiran Bahan dan Riset Mendalam untuk Novel Buya Hamka

Kompas.com - 09/12/2021, 08:23 WIB
Baharudin Al Farisi,
Andi Muttya Keteng Pangerang

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penulis Ahmad Fuadi mengungkapkan proses kreatif ketika dia menulis kisah hidup Abdul Malik Karim Amrullah alias Buya Hamka ke dalam buku setebal 376 halaman.

Fuadi mengaku, dia justru kebanjiran bahan untuk menulis buku berjudul Buya Hamka yang dirilis Falcon Publishing ini.

"Karena, Hamka ini sendiri, aktif menulis. Dia menulis lebih dari 100 buku, dan ada buku biografi sendiri, tapi autobiografi. Lalu anak-anaknya juga menulis, dan mungkin ribuan tulisan orang lain tentang Hamka. Jadi, banyak sekali," kata Fuadi dalam jumpa pers virtual, Rabu (8/12/2021).

Baca juga: Film Buya Hamka Bakal Segera Tayang? Ini Kata Fajar Bustomi

Awalnya, Fuadi mengaku kebingungan bagaimana menceritakan sebuah kisah pahlawan dengan cara yang baru.

Namun, masalah terpecahkan setelah dia mendapatkan perumpamaan yang sederhana.

Fuadi mengibaratkan Buya Hamka seperti bunga.

Baca juga: Novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad Fuadi Akan Dibuatkan Versi Film

"Hidupnya itu wangi, penuh warna-warni, tersebar di mana-mana bunganya. Akhirnya, kita harus memilih bunga yang mana. Saya memilih mengambil tangkai-tangkai bunga yang paling menarik dari versi saya. Apa itu berwarna menarik, lalu saya bikin buket bunga yang baru," ucap Fuadi.

"Dari hamparan ceritanya, saya coba rangkai, tentu dengan selera saya, yang bahan mungkin sama, tetapi adukannya, susunannya, cara berceritanya agak berbeda," kata Fuadi melanjutkan.

Baca juga: Jadi Sutradara Film Buya Hamka, Fajar Bustomi Langsung Sujud Syukur

Meski memiliki banyak bahan dari autobiografi Buya Hamka hingga buku-buku lain, Fuadi mengatakan, mendapatkan data berdasarkan hasil wawancara mendapatkan kepuasan tersendiri.

Dalam novel Buya Hamka yang dia tulis, Fuadi mengaku berhasil mewawancarai anak, cucu, hingga beberapa orang yang pernah hadir di dalam hidup ulama tersebut.

Novelis kelahiran Maninjau, Sumatera Barat, itu juga dapat melihat perspektif baru Buya Hamka dari James R Rush, Professor asal Amerika Serikat yang menulis buku Hamka’s Great Story: A Master Writer’s Vision of Islam for Modern Indonesia dengan riset data puluhan tahun.

Baca juga: Ahmad Fuadi: Ada yang Menyebut Saya Anwar Fuady

"Nah, saya kontak dia. Jadi, kita email-email-an, Pak James ini baik banget. Saya pernah punya wawancara langsung dengan tokoh yang di novel itu," kata Fuadi.

"Jadi saya dapat akses, bahan-bahan baru dari Pak James, dari perspektif yang berbeda. Nah, mudah-mudahan kombinasi ini bisa membuat cara melihat Hamka dengan cara baru," ucap Fuadi melanjutkan.

Baca juga: Sinopsis Buya Hamka, Vino G. Bastian Jadi Pemeran Utama

Di sisi lain, Fuadi mengaku dihubungi Falcon Pictures untuk membuat novel Buya Hamka ini pada 2018, mengingat rumah produksi tersebut juga membuat film biopik Buya Hamka.

"2019 mulai digarap, yang tadi ada riset, wawancara, membaca banyak buku Hamka. Sebetulnya sudah selesai awal tahun ini, tetapi kami mencari waktu, kapan waktu yang cocok, apalagi ada pandemi dan lain-lain," ujar Fuadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com