JAKARTA, KOMPAS.com - Efisiensi energi adalah salah satu faktor terpenting yang dipertimbangkan konsumen saat membeli kulkas baru.
Sebab, kulkas menjadi peralatan elektronik rumah tangga yang bekerja selama 24 jam. Tak heran, membuat kulkas menghabiskan banyak energi dan berdampak besar pada tagihan listrik.
Baca juga: Ingin Menyalakan Kulkas dengan Kabel Ekstensi? Perhatikan Hal Ini Dulu
Hal inilah yang akhirnya membuat produsen kulkas menginovasi teknologi inverter ke dalam peralatan yang berfungsi mendinginkan dan mengawetkan berbagai bahan makanan.
Namun, dilansir 101Appliance, meski kulkas inverter dapat menghemat listrik, biasanya harganya lebih tinggi dibanding kulkas model non-inverter.
Kulkas bekerja dengan memanfaatkan kekuatan proses penguapan untuk mendinginkan kompartemennya. Ini dilakukan dengan terus menguapkan dan mengembunkan gas pendingin yang mengalir melalui tabung tembaga di dalam kulkas.
Gas ini diedarkan ke seluruh tabung tembaga kulkas oleh alat yang disebut kompresor. Kompresor merupakan bagian terpenting dalam siklus refrigerasi dan sering disebut "jantung" kulkas.
Meski demikian, sebagian besar listrik yang dikonsumsi kulkas karena pengoperasian kompresor.
Baca juga: 6 Langkah yang Harus Dilakukan Saat Membeli Kulkas Baru
Untuk menjaga suhu kulkas, termostat kulkas memberi tahu kompresor untuk berhenti saat terlalu dingin atau terlalu hangat. Inilah sebabnya Anda mendengar kulkas menderu hidup kembali setelah beberapa saat diam.
Selain itu, kompresor non-inverter menggunakan operasi hidup dan mati dengan kecepatan tetap yang sederhana. Artinya, kompresor bekerja pada beban puncak hingga mencapai suhu yang telah ditentukan.