Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2022, 17:02 WIB
Aniza Pratiwi,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika merawat tanaman atau berkebun, ada banyak peralatan yang harus dimiliki untuk menunjang perawatan dengan baik.

Salah satu peralatan berkebun yang wajib dimiliki adalah sumpit. Meski kurang dikenal, sumpit dapat membantu tanaman tumbuh subur. 

Baca juga: Tips Merawat Tanaman Lidah Mertua agar Tetap Tumbuh dengan Baik

Dikutip dari Mind Body Green, Kamis (3/2/2022), ketik haus atau membutuhkan ait, tanaman hias akan menyerap air. Namun, semua kelembapan yang diserap itu pada akhirnya dapat merusak tanah di sekitarnya. 

Jika sudah demikian, tanah pot menjadi lebih padat dan lebih sulit disentuh seiring waktu. Bahkan mungkin menyerap lebih sedikit kelembapan serta meninggalkan sedikit genangan air pada permukaannya.

Ini adalah hasil dari proses alami yang disebut pemadatan tanah—tanah terkompresi setelah penyiraman berulang kali. 

Baca juga: 3 Tanaman Bunga Beraroma Cokelat yang Dapat Mengharumkan Kebun

Ilustrasi sumpit.Shutterstock/Yellow Cat Ilustrasi sumpit.
Tanah yang dipadatkan penuh dengan penghalang jalan menahan air dan nutrisi untuk mencapai akar sehingga pada akhirnya menunda pertumbuhan tanaman.

Saat kondisi ini, sumpit memainkan peran penting. Sumpit memiliki ukuran dan bentuk yang sempurna untuk memecah serta memasukkan lebih banyak udara ke tanah yang sudah sangat padat. Cara kerja sumpit sama dengan cacing dan serangga lainnya. 

Darryl Cheng, profesional di bidang tanaman dan penulis buku New Plant Parent, mengatakan suka menggunakan sumpit saat menyiram tanaman

Baca juga: Ketahui, Ini 3 Masalah yang Sering Menyerang Tanaman Lidah Mertua

"Salah satu cara memeriksa kekeringan adalah memeriksa sekitar tanah dengan sumpit. Saat  menggunakan sumpit, saya juga akan merasakan seberapa padatnya tanah itu," katanya.

Sementara tanaman yang menyukai kehangatan seperti sukulen dapat tumbuh subur di tanah yang lebih keras dan sebagian besar tanaman daun seperti philodendron, monsteras, serta pothos menyukai tanah yang lebih ringan dan longgar.

Ketika tanah semakin padat, Cheng akan memberikan sedikit tusukan lembut dengan sumpit sebelum menyiramnya.  

Baca juga: 5 Cara Mendekorasi Rumah dengan Tanaman Hias 

Memasukkan udara lebih banyak ke pot

repotting, mengganti pot tanaman repotting, mengganti pot tanaman
Setelah sumpit mencapai dasar pot, Cheng akan memutarnya sedikit untuk memasukkan lebih banyak kantong udara ke tanah.

Tidak perlu berlebihan, sekitar dua atau tiga tusukan sumpit di sekeliling tanah sudah cukup untuk tanaman berukuran sedang.

Lokasi penusukan tidak terlalu penting, tetapi jika merasakan resistensi yang signifikan, Anda harus pindah sedikit untuk menghindari kerusakan sistem akar. 

Baca juga: Jangan Asal, Warna Pot Ternyata Berpengaruh pada Pertumbuhan Tanaman

Meski demikian, akar tanaman cukup tangguh. Jadi, selama tidak menggunakan sumpit dengan sembarangan, tanaman akan baik-baik saja setelah ditusukan sumpit.

"Akar tanaman sebenarnya bagian paling tangguh dan regeneratif dari seluruh bagian tanaman," ujar Cheng.

Dari semua bagian tanaman, akar akan tumbuh kembali paling cepat, tetapi tidak boleh menusuknya dengan keras. Setelah kantong udara masuk, Anda dapat melanjutkan dan menyirami tanaman seperti biasa. 

Baca juga: Letakkan 3 Tanaman Ini untuk Singkirkan Rayap dari Rumah

Kebiasaan ini akan menjaga tanah dalam kondisi prima, tetapi Anda tetap harus mengganti pot sesuai dengan keadaan tanaman.

Setelah tanaman sudah berada satu tahun dalam tanah yang sama, saatnya merepotingnya atau memindahkannya ke pot baru. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com