DHAKA, KOMPAS.com - Topan Remal yang membawa angin kencang dan hujan deras menerjang wilayah pesisir Bangladesh pada Minggu (26/5/2024) malam.
Fenomena alam tersebut dilaporkan telah menewaskan 10 orang dan menyebabkan lebih dari 30.000 rumah hancur, serta puluhan ribu rumah lainnya rusak hingga Senin (27/5/2024).
“Mereka kebanyakan meninggal setelah tertimpa reruntuhan rumah atau tembok yang runtuh,” ujar Showkat Ali, Administrator Pemerintah Distrik Barisal, di mana tujuh orang meninggal.
Baca juga: Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...
Tiga orang lainnya meninggal di distrik-distrik tetangga, beberapa di antaranya karena tenggelam.
Pada Senin siang, topan ini telah melemah menjadi badai, tetapi angin dan hujan masih menghantam pantai.
“Hujan lebat yang disebabkan oleh topan masih terus berlangsung, dan kecepatan angin juga tinggi,” tambah Ali, sebagaimana dikutip dari AFP.
Di distrik Khulan, dua orang dilaporkan tewas.
“Topan telah merusak lebih dari 123.000 rumah di distrik ini, dan di antaranya sekitar 31.000 rumah rusak total,” kata Administrator Pemerintah Distrik Khulan, Helal Mahmud.
Satu orang lagi meninggal di Distrik Chittagong.
"Lebih dari 40.000 orang masih berada di tempat penampungan akibat hujan lebat dan angin kencang,” kata Administrator Pemerintah Distrik Chittagong, Tofael Islam.
Sementara itu, Kepala Insinyur Dewan Elektrifikasi Pedesaan Bangladesh, Biswanath Sikder, menyebut aliran listrik terputus untuk lebih dari 12,5 juta orang.
Baca juga:
“Kami akan melanjutkan pasokan listrik setelah situasi topan membaik,” kata pemimpin perusahaan distribusi listrik terbesar yang dikelola negara di Bangladesh tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.