Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Akan Terjadi ke Depan antara Hezbollah dan Israel?

Kompas.com - 11/04/2024, 22:19 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Al Jazeera

KOMPAS.com - Pasukan Israel ditarik dari Gaza selatan pada Minggu (7/4/2024) membuat para analis di Lebanon mengantisipasi adanya intensifikasi terhadap Hezbollah Lebanon.

Hal itu juga dapat dilihat ketika Israel menunjukkan sebuah pernyataan bahwa mereka sedang bersiap untuk melakukan transisi dari tindakan defensif ke tindakan ofensif terhadap Hezbollah.

"Komandan unit reguler dan cadangan siap memanggil dan memperlengkapi semua prajurit yang diperlukan hanya dalam beberapa jam dan mengangkut mereka ke garis depan untuk misi pertahanan dan ofensif," kata pernyataan itu, dikutip dari Al Jazeera pada Kamis (11/4/2024).

Baca juga: Kenapa Perundingan Gencatan Senjata di Gaza Selalu Menemui Jalan Buntu?

Diketahui, Hezbollah dan militer Israel telah saling melancarkan serangan melintasi perbatasan Lebanon-Israel sejak 8 Oktober 2023.

Atau sehari setelah operasi mendadak Hamas ke Israel dan pembalasan brutal Israel terhadap Jalur Gaza yang terkepung.

Sejak itu, lebih dari 330 orang di Lebanon tewas dalam serangan Israel, termasuk sedikitnya 66 warga sipil. Serangan Hezbollah telah menewaskan 18 orang di pihak Israel, 12 tentara dan enam warga sipil.

Warga sipil telah keluar dari daerah di kedua sisi perbatasan. Pemerintah Israel mengevakuasi orang-orang dari wilayah utara, sementara puluhan ribu warga Lebanon meninggalkan wilayah selatan.

Ketika perang di Gaza memasuki bulan ketujuh, ada kekhawatiran bahwa perang tersebut juga siap memasuki fase baru. Tapi apa saja yang termasuk dalam fase itu?

Baca juga: Pidato Idul Fitri Raja Salman: Perang di Gaza Harus Diakhiri

Banyak warga Israel merasa mereka tidak dapat kembali ke rumahnya dengan aman di wilayah utara selama Hezbollah, sekutu Iran, yang mendukung mereka secara finansial, masih berada di sepanjang perbatasan.

Sebuah jajak pendapat di sebuah surat kabar Israel pada Februari menemukan bahwa lebih dari 70 persen warga Israel mendukung keterlibatan militer skala besar dengan Hezbollah.

"Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sudah jelas setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 bahwa dia akan beralih ke front utara dan ketika konflik ini selesai dia akan mengubah Timur Tengah," kata Hilal Khashan, seorang profesor ilmu politik di American University of Beirut, kepada Al Jazeera.

Media Israel melaporkan Netanyahu mengatakan pada sebuah pertemuan di bulan Januari bahwa pihaknya dengan tegas dalam mewujudkan perubahan mendasar.

Yakni di sepanjang perbatasan Israel dengan Lebanon, ia memastikan keselamatan warga negaranya dan memulihkan perdamaian di utara.

"Israel merencanakan perang jangka panjang dengan Iran dan proksinya yang bisa meledak kapan saja dan merusak seluruh wilayah," kata Tannous Moawad, seorang analis keamanan dan purnawirawan brigadir jenderal militer Lebanon.

Baca juga: Biden Kembali Kritik Cara Netanyahu Tangani Perang di Gaza

Hal ini juga dirasakan oleh banyak orang di Lebanon, dimana kenangan traumatis mengenai serangan militer Israel yang mematikan masih relatif segar. Perang besar Israel terakhir di Lebanon terjadi pada tahun 2006.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com