Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Israel Turun Lagi ke Jalan, Protes Pemerintahan Netanyahu

Kompas.com - 02/04/2024, 13:47 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

YERUSALEM, KOMPAS.com - Ribuan warga Israel kembali turun ke jalan di Yerusalem, Senin (1/4/2024) sebagai bentuk protes pada pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Demo anti-pemerintah untuk melanjutkan unjuk rasa tiga hari tersebut juga untuk menuntut adanya pemilu yang baru.

Hal itu sebagai bentuk protes warga karena semakin meningkatnya perang di Gaza mendekati akhir bulan keenamnya.

Baca juga: Warga Israel Demo Tuntut PM Netanyahu Mundur

Selain itu juga sebagai bentuk kemarahan terhadap penanganan pemerintah terhadap pembebasan 134 sandera Israel yang masih ditahan oleh kelompok Hamas di Gaza.

"Kami di sini untuk melakukan protes. Untuk meminta diadakannya pemilu sesegera mungkin. Kami merasa sudah mencapai batasnya. Kami benar-benar harus menyingkirkan Bibi," kata Timna Benn, seorang pengunjuk rasa yang menggunakan nama panggilan Netanyahu menjadi Bibi.

Dikutip dari Reuters pada Selasa (2/4/2024), koalisi sayap kanan Netanyahu menghadapi beberapa protes terbesar dalam sejarah Israel tahun lalu.

Yakni ketika ratusan ribu orang bergabung dalam demonstrasi mingguan menentang rencana perombakan kekuasaan Mahkamah Agung, yang oleh para pengunjuk rasa dianggap sebagai serangan terhadap pondasi demokrasi Israel.

Netanyahu telah berulang kali mengesampingkan pemilu dini, yang menurut jajak pendapat menunjukkan dia akan kalah, dan mengatakan bahwa melakukan pemilu di tengah perang hanya akan menguntungkan Hamas.

PM Israel itu juga telah berjanji untuk membawa pulang para sandera dan menghancurkan Hamas.

Namun setelah berbulan-bulan ketika krisis di Gaza membuat aturan normal dalam politik tertahan, Netanyahu menghadapi oposisi yang semakin vokal.

Survei menunjukkan bahwa sebagian besar warga Israel menyalahkan Netanyahu, Perdana Menteri Israel yang paling lama menjabat yakni atas kegagalan dalam hal keamanan yang menyebabkan serangan Hamas terhadap komunitas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023.

"Mereka tidak peduli dengan apa yang terjadi di negara ini dan rakyatnya. Mereka hanya memikirkan bagaimana mempertahankan posisi mereka di pemerintahan," ungkap pengunjuk rasa, Refael Shakked-Gavish.

Baca juga: AS Khawatirkan Serangan di Rafah, Israel Bakal Mempertimbangkannya

"Mereka bekerja untuk diri mereka sendiri, bukan untuk rakyat. Sesederhana itu," imbuh dia.

Yang lebih rumit lagi, Netanyahu juga menghadapi protes dari para demonstran Yahudi ultra Ortodoks, yang marah atas penghapusan pengecualian yang menghalangi pelajar muda dari seminari agama untuk mengikuti wajib militer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com