ANKARA, KOMPAS.com - Israel dan Turkiye bersitegang setelah penangkapan pesepak bola Sagiv Jehezkel pada Minggu (14/1/2024).
Pesepak bola yang membela klub Turkiye Antalyaspor tersebut ditangkap aparat Antalya setelah menunjukkan pesan yang mengacu pada perang Israel-Hamas saat melakukan selebrasi gol melawan Trabzonspor.
Setelah menjebol gawang lawannya, Jehezkel memamerkan pesan bertuliskan "100 Hari. 07/10" yang ditulis pada perban di pergelangan tangan kirinya.
Baca juga: Turkiye Serang Pasukan PKK dan YPG di Irak-Suriah, Hancurkan 24 Target
Pesan tersebut diyakini merujuk pada 100 hari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang kemudian dibalas oleh Israel dengan membombardir Gaza, Palestina.
Kantor Kejaksaan Antalya telah melakukan penyelidikan terhadap Sagiv Jehezkel atas dugaan hasutan kebencian melalui selebrasi tersebut.
"Kami akan terus mendukung rakyat Palestina yang tertindas," kata Menteri Kehakiman Turkiye Yilmaz Tunc di X, sebagaimana diberitakan AFP pada Senin (15/1/2024).
Sementara itu, Antalyaspor mengatakan pihaknya telah memecat Jehezkel dan menyebut bahwa tindakan pemain Israel tersebut bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut di Turkiye.
"Keputusan Antalyaspor untuk mengeluarkan pemain tersebut dari timnya adalah keputusan yang tepat," ujar mereka.
Serangan besar-besaran yang dilakukan Israel terhadap Palestina telah menjadi sorotan di berbagai belahan dunia.
Baca juga: Turkiye Mengebom 29 Target PKK dan YPG di Irak dan Suriah
Setidaknya, sebanyak 23.968 orang di Palestina tewas, yang sebagian besarnya merupakan perempuan dan anak-anak.
Sejak dimulainya serangan Israel-Hamas, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan yang merupakan pendukung perjuangan Palestina sejak lama telah berulang kali menggambarkan Israel sebagai negara teroris dan menyebut Hamas sebagai kelompok 'pembebas'.
Pada Jumat lalu, Afrika Selatan mengumumkan telah mencopot kapten tim nasional Piala Dunia Kriket U-19 David Teeger karena khawatir menjadi sasaran pengunjuk rasa karena pandangannya yang pro-Israel.
Kriket Afrika Selatan (CSA) mengatakan mereka telah mendapatkan informasi bahwa protes terkait konflik tersebut kemungkinan besar akan menargetkan lokasi turnamen akhir bulan ini.
Kabar terakhir, Pengadilan Turkiye pada Senin telah melepaskan Sagiv Jehezke sambil menunggu persidangannya.