Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus: Perang Dunia Ketiga Terjadi Sedikit demi Sedikit

Kompas.com - 09/01/2024, 13:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

VATICAN CITY, KOMPAS.com - Pemimpin Gereja Katolik Roma seluruh dunia, Paus Fransiskus, menyatakan keprihatinan mendalam atas meningkatnya konflik, perpecahan, dan meluasnya "kultur kematian."

Ia menggambarkan keadaan saat ini seperti "Perang Dunia Ketiga yang terjadi sedikit demi sedikit."

Paus mengatakan hal itu dalam pidatonya di hadapan Korps Diplomatik yang terakreditasi, di Hall of Benedict, Vatikan, Senin (8/1/2024). Hadir dalam acara itu antara lain para Duta Besar Negara ASEAN--Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina.

Baca juga: Penyebab Konflik Laut China Selatan dan Solusi ASEAN Cegah Sengketa

Kata Paus, adalah tanggung jawab individu dan negara untuk memupuk dan mengupayakan perdamaian. Perdamaian menjadi tema pokok pidatonya tahun ini.

Enam jalan

Kata Paus, setidaknya ada enam jalan untuk menciptakan dan memupuk perdamaian. Pertama, menghormati kehidupan. Kedua, menghormati hak-hak asasi manusia. Ketiga, dialog harus menjiwai komunitas internasional.

Keempat, melalui dialog politik dan sosial karena dialog merupakan dasar bagi hidup berdampingan secara damai dalam komunitas politik moderen saat ini.

Kelima, jalan perdamaian juga harus melalui dialog antaragama. Perlunya perlindungan terhadap kebebasan beragama dan penghormatan terhadap kelompok minoritas.

Terakhir atau keenam, jalam menuju perdamaian melalui pendidikan yang merupakan sarana utama untuk investasi masa depan dan generasi muda.

Baca juga: Paus Fransiskus Minta Dimakamkan di Roma, Bukan Vatikan

"Kultur Kematian"

Di bagian awal pidatonya, Paus Fransiskus menyinggung berbagai konflik di berbagai belahan dunia.

Perang Gaza dan di Ukraina mendapat sorotan panjang. Dua tahun perang yang dilancarkan Rusia terhadap Ukraina telah mengakibatkan banyak korban dan kehancuran besar-besaran.

Kata Paus, cara-cara yang dilakukan Hamas dan Israel bukanlah cara untuk menyelesaikan perselisihan antarmasyarakat. Perselisihan itu hanya akan memperburuk dan menyebabkan penderitaan bagi semua orang.

Karena itu, Paus mendesak dilakukannya gencatan senjata, pembebasan para sandera, dan akses bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina.

Paus juga menegaskan dukungannya pada solusi dua negara serta status khusus atas Kota Israel yang mendapat jaminan internasional demi terciptanya perdamaian dan keamanan abadi.

Situasi di Myanmar, Suriah, Lebanon, Sudan dan sejumlah negara Afrika serta ketegangan antarnegara di Amerika Latin, mendapat sorotan. Disinggung pula soal kerusakan lingkungan dan perubahan iklim.

Menurut Paus, penderitaan yang dialami warga Rohingya perlu dihentikan. Ia memohon agar “setiap upaya dilakukan untuk memberikan harapan bagi tanah tersebut dan masa depan yang bermartabat bagi generasi mudanya... dengan tidak mengabaikan keadaan darurat kemanusiaan yang terus dialami oleh warga Rohingya.”

Baca juga: Siapa Rohingya dan Sejarah di Myanmar

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com