Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Jepang M 7,5, Tsunami 5 Meter Diprediksi di Pesisir Utara

Kompas.com - 01/01/2024, 16:16 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

ISHIKAWA, KOMPAS.com - Gempa Jepang bermagnitudo 7,5 melanda Provinsi Ishikawa pada Senin (1/1/2024), memicu peringatan tsunami di wilayah pesisir utara.

Menurut Badan Meteorologi Jepang yang dikutip The Independent, peringatan tsunami dikeluarkan untuk wilayah pesisir di prefektur Ishikawa, Niigata, dan Toyama.

Masyarakat di daerah pesisir didesak segera mengungsi karena gelombang setinggi hingga lima meter diperkirakan akan menghantam garis pantai, lapor stasiun tv NHK. Warga diminta tetap di tempat sampai semua peringatan dicabut.

Baca juga: Gempa Jepang 7,4 M Picu Peringatan Tsunami, Penduduk Noto Diminta Lari ke Tempat Tinggi

The Japan Times melaporkan, gempa Ishikawa ini mencapai skala 7 yaitu yang terkuat dalam skala gempa Jepang.

Beberapa gempa susulan yang kuat juga melanda Laut Jepang satu jam setelah gempa awal. Pemerintah memperingatkan, mungkin akan terjadi gempa susulan lagi.

NHK lebih lanjut melaporkan, gelombang dengan ketinggian lebih dari lima meter mungkin sudah mencapai Noto di prefektur Ishikawa, kemudian gelombang setinggi minimal satu meter menghantam pantai Kota Wajima di Ishikawa.

Ishikawa kini dalam peringatan tsunami besar, sedangkan peringatan tingkat rendah dikeluarkan untuk wilayah pesisir barat laut di Pulau Honshu.

Badan Meteorologi Korea Selatan, negara tetangga Jepang, mengatakan bahwa tingkat permukaan laut mungkin naik di beberapa bagian Provinsi Gangwon, pantai timur, setelah gempa besar di Jepang.

Sejauh ini belum ada laporan kerusakan atau korban jiwa yang dikonfirmasi Pemerintah Jepang.

Baca juga:

Kantor Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mendesak pihak berwenang mengambil segala tindakan untuk mencegah kerusakan, seperti evakuasi penduduk dan memprioritaskan nyawa manusia di atas segalanya.

Juru bicara pemerintah Hayashi Yoshimasa dalam konferensi pers darurat menyebutkan, otoritas masih memeriksa tingkat kerusakan dan memperingatkan warga bersiap menghadapi kemungkinan gempa lebih lanjut.

Adapun perusahaan Hokuriku Electric Power menyampaikan, lebih dari 36.000 rumah mengalami pemadaman listrik setelah gempa di Ishikawa.

Perusahaan listrik itu sedang memeriksa segala kejanggalan di pembangkit tenaga nuklirnya karena terletak paling dekat dengan pusat gempa.

Hokuriku sedang menghentikan operasi reaktornya untuk pemeriksaan rutin sebelum gempa Jepang terjadi.

Gempa Jepang dan tsunami terbesar sebelumnya terjadi pada 2011 bermagnitudo 9, menghancurkan beberapa kota termasuk merusak pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima. Lebih dari 15.000 orang tewas dan 450.000 warga kehilangan tempat tinggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com