Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Naik, Malaysia Tak Berencana Terapkan Kembali Pembatasan

Kompas.com - 19/12/2023, 12:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber CNA

PUTRAJAYA, KOMPAS.com - Malaysia tidak berniat untuk menerapkan kembali pembatasan Covid-19 di bawah perintah kontrol pergerakan atau apa yang disebut MCO, yang pernah diberlakukan pada puncak pandemi 2020 lalu.

Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan Dzulkefly Ahmad pada Senin (18/12/2023).

"Untuk saat ini, kami tidak mempertimbangkan untuk menerapkan kembali MCO, meskipun banyak orang membicarakannya di X," katanya dalam sebuah konferensi pers, seperti dilansir dari CNA.

Baca juga: Polisi Malaysia Tahan 53 WNI dalam Kasus Perdagangan Manusia

Dia menambahkan bahwa meskipun jumlah infeksi meningkat, situasinya terkendali karena kementerian kesehatan telah memperkuat lima poin rencana manajemen Covid-19.

Hal ini mencakup pelacakan masyarakat melalui sistem TRIIS (test, report, isolate, inform, and seek), pemantauan fasilitas kesehatan, serta digitalisasi manajemen pandemi melalui aplikasi MySejahtera.

"Saat ini, situasi ini tidak menyebabkan beban pada fasilitas kesehatan kami," kata Dr Dzulkefly, seperti dikutip oleh The Star.

"Jaga jarak satu sama lain, praktikkan kebersihan yang baik, kenakan masker di dalam ruangan atau tempat yang ramai dan dapatkan suntikan penguat, terutama bagi mereka yang berada dalam kategori berisiko tinggi," tambahnya.

Sebanyak 20.696 kasus Covid-19 dilaporkan di Malaysia selama minggu 10 hingga 16 Desember, meningkat 62 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Menteri mengatakan sekitar 97 persen dari kasus-kasus tersebut dianggap berisiko rendah, dalam kategori satu (tanpa gejala) dan dua (gejala ringan), dengan 28 kasus kematian yang dilaporkan.

"Kami siap menghadapi kemungkinan lonjakan atau gelombang seperti itu," kata Dr Dzulkefly.

Baca juga: Bekerja Setahun di Malaysia, WNI Kehilangan Jarinya

Kementerian Kesehatan juga memantau secara ketat kapasitas rumah sakit dalam hal manajemen tempat tidur dan perawatan pasien.

Pasokan vaksin Covid-19 yang ada di Malaysia saat ini cukup untuk mereka yang ingin mendapatkan vaksinasi atau dosis penguat.

Direktur jenderal kesehatan Malaysia Muhammad Radzi Abu Hassan menyebut bahwa masyarakat dapat membuat janji untuk mendapatkan suntikan penguat atau cukup datang ke klinik atau rumah sakit pemerintah.

Baca juga: Malaysia-Brunei Kenalkan Pusat Perubahan Iklim ASEAN di COP 28

Namun, Malaysia masih berupaya untuk mendapatkan vaksin Covid-19 baru dari Pfizer, yang telah diperbarui untuk mengatasi varian penyakit yang saat ini beredar dan yang baru muncul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com