BEIJING, KOMPAS.com — Di sebuah pemakaman yang sepi di China timur, seorang ayah yang sedang berduka, Seakoo Wu, mengeluarkan ponselnya, meletakkannya di atas nisan dan memutar rekaman putranya.
Rekaman itu berisi kata-kata yang tidak pernah diucapkan oleh mendiang putranya, tetapi bisa diwujudkan dengan kecerdasan buatan.
"Saya tahu Anda sangat kesakitan setiap hari karena saya, dan merasa bersalah serta tidak berdaya," kata Xuanmo, putranya dalam versi AI, dengan suara yang agak mirip robot.
Baca juga: Ilmuwan Khawatir Tak Bisa Pelajari Efek Jangka Panjang Covid-19 dari China
"Meskipun saya tidak bisa berada di sisi Anda lagi, jiwa saya masih ada di dunia ini, menemani Anda menjalani hidup," tambahnya.
Dilanda kesedihan, Wu dan istrinya telah bergabung dengan semakin banyak orang China yang beralih ke teknologi AI untuk menciptakan avatar yang mirip dengan orang yang telah meninggal.
Pada akhirnya, Wu ingin membuat replika yang sepenuhnya realistis yang berperilaku seperti putranya yang telah meninggal, namun berada dalam realitas virtual.
"Setelah kami menyinkronkan realitas dan metaverse, saya akan memiliki anak saya lagi," kata Wu.
"Saya bisa melatihnya ... sehingga ketika dia melihat saya, dia tahu bahwa saya adalah ayahnya," tambahnya, seperti dilansir dari AFP.
Beberapa perusahaan China menegklaim telah menciptakan ribuan manusia digital hanya dari 30 detik materi audiovisual almarhum.
Para ahli mengatakan bahwa mereka dapat menawarkan kenyamanan yang sangat dibutuhkan bagi orang-orang yang terpukul karena kehilangan orang yang mereka cintai.
Namun, teknologi ini juga membangkitkan tema yang meresahkan dari serial fiksi ilmiah Inggris "Black Mirror", di mana orang-orang bergantung pada AI canggih untuk mendapatkan dukungan saat berkabung.
Baca juga: Kemenlu Filipina Panggil Dubes China Terkait Geger Laut China Selatan
Wu dan istrinya sangat terpukul ketika Xuanmo, anak semata wayang mereka, meninggal dunia akibat stroke mendadak tahun lalu pada usia 22 tahun ketika sedang kuliah di Universitas Exeter di Inggris.
Setelah booming dalam teknologi pembelajaran mendalam seperti ChatGPT di Chinaa, Wu mulai meneliti cara untuk membangkitkannya kembali
Dia mengumpulkan foto, video dan rekaman audio putranya, dan menghabiskan ribuan dollar AS untuk menyewa perusahaan AI yang mengkloning wajah dan suara Xuanmo.
Hasilnya sejauh ini masih belum sempurna, tetapi dia juga telah membentuk tim kerja untuk membuat database yang berisi banyak sekali informasi tentang putranya.