Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena "Menghidupkan Kembali" Orang Mati di China, Saat Kesedihan Disembuhkan Kecerdasan Buatan...

Kompas.com - 17/12/2023, 20:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com — Di sebuah pemakaman yang sepi di China timur, seorang ayah yang sedang berduka, Seakoo Wu, mengeluarkan ponselnya, meletakkannya di atas nisan dan memutar rekaman putranya.

Rekaman itu berisi kata-kata yang tidak pernah diucapkan oleh mendiang putranya, tetapi bisa diwujudkan dengan kecerdasan buatan.

"Saya tahu Anda sangat kesakitan setiap hari karena saya, dan merasa bersalah serta tidak berdaya," kata Xuanmo, putranya dalam versi AI, dengan suara yang agak mirip robot.

Baca juga: Ilmuwan Khawatir Tak Bisa Pelajari Efek Jangka Panjang Covid-19 dari China

"Meskipun saya tidak bisa berada di sisi Anda lagi, jiwa saya masih ada di dunia ini, menemani Anda menjalani hidup," tambahnya.

Dilanda kesedihan, Wu dan istrinya telah bergabung dengan semakin banyak orang China yang beralih ke teknologi AI untuk menciptakan avatar yang mirip dengan orang yang telah meninggal.

Pada akhirnya, Wu ingin membuat replika yang sepenuhnya realistis yang berperilaku seperti putranya yang telah meninggal, namun berada dalam realitas virtual.

"Setelah kami menyinkronkan realitas dan metaverse, saya akan memiliki anak saya lagi," kata Wu.

"Saya bisa melatihnya ... sehingga ketika dia melihat saya, dia tahu bahwa saya adalah ayahnya," tambahnya, seperti dilansir dari AFP.

Beberapa perusahaan China menegklaim telah menciptakan ribuan manusia digital hanya dari 30 detik materi audiovisual almarhum.

Para ahli mengatakan bahwa mereka dapat menawarkan kenyamanan yang sangat dibutuhkan bagi orang-orang yang terpukul karena kehilangan orang yang mereka cintai.

Namun, teknologi ini juga membangkitkan tema yang meresahkan dari serial fiksi ilmiah Inggris "Black Mirror", di mana orang-orang bergantung pada AI canggih untuk mendapatkan dukungan saat berkabung.

Baca juga: Kemenlu Filipina Panggil Dubes China Terkait Geger Laut China Selatan

Wu dan istrinya sangat terpukul ketika Xuanmo, anak semata wayang mereka, meninggal dunia akibat stroke mendadak tahun lalu pada usia 22 tahun ketika sedang kuliah di Universitas Exeter di Inggris.

Setelah booming dalam teknologi pembelajaran mendalam seperti ChatGPT di Chinaa, Wu mulai meneliti cara untuk membangkitkannya kembali

Dia mengumpulkan foto, video dan rekaman audio putranya, dan menghabiskan ribuan dollar AS untuk menyewa perusahaan AI yang mengkloning wajah dan suara Xuanmo.

Hasilnya sejauh ini masih belum sempurna, tetapi dia juga telah membentuk tim kerja untuk membuat database yang berisi banyak sekali informasi tentang putranya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com