JALUR GAZA-YERUSALAM, KOMPAS.com - Perang Hamas-Israel memasuki hari ke-24 pada Senin (30/10/2023).
Setelah pecah pada 7 Oktober, perang tersebut sudah menewaskan ribuan orang.
Menurut para pejabat Israel, serbuan Hamas menewaskan sedikitnya 1.400 orang, sebagian besar warga sipil.
Baca juga: PM Israel Tolak Gencatan Senjata di Gaza, Bersumpah Terus Bertempur Sampai Menang
Sementara itu, Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan, 8.306 warga Palestina telah terbunuh oleh pengeboman tanpa henti oleh Israel. Dari jumlah tersebut, 3.457 di antaranya adalah anak-anak.
Jalur Gaza kini tengah dikepung dan penduduknya menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin parah.
Israel juga telah mengirimkan pasukan darat dan tank sebagai bagian dari misinya untuk menghancurkan Hamas.
Berikut ini adalah lima poin perkembangan terkini perang Hamas-Israel yang dapat Anda simak:
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah konferensi pers, bahwa gencatan senjata dalam perang Gaza "tidak akan terjadi" karena hal itu berarti "menyerah" kepada Hamas.
Dalam pernyataan sebelumnya, Netanyahu mengatakan tentara Israel telah memperluas akses daratnya ke Jalur Gaza.
"Mereka melakukannya dengan langkah-langkah yang terukur dan sangat kuat, membuat kemajuan sistematis selangkah demi selangkah," ungkap dia, dikutip dari AFP.
Amerika Serikat juga menolak gencatan senjata.
"Kami tidak percaya bahwa gencatan senjata adalah jawaban yang tepat untuk saat ini," jelas Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby.
Baca juga: Sejumlah Negara Minta Israel Lindungi Warga Sipil Palestina di Gaza Maupun Tepi Barat
Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, memperingatkan bahwa jumlah konvoi bantuan yang masuk ke Gaza tidak cukup untuk memenuhi "kebutuhan kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya" di wilayah tersebut.
"Sistem yang ada untuk mengizinkan bantuan masuk ke Gaza akan gagal kecuali ada kemauan politik untuk membuat aliran pasokan menjadi berarti, sesuai dengan kebutuhan kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata kepala UNRWA Philippe Lazzarini.
Militer Israel mengatakan bahwa seorang prajuritnya, Ori Megidish, telah dibebaskan dalam sebuah operasi darat setelah diculik oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober.