KABUL, KOMPAS.com - Pimpinan konglomerat yang berbasis di Dubai pada Rabu (23/8/2023) mengatakan otoritas Taliban di Afghanistan telah melarang sekitar 100 perempuan bepergian ke Uni Emirat Arab, tempat mereka akan melanjutkan pendidikan universitas mereka.
Khalaf Ahmad Al Habtoor, ketua pendiri Al Habtoor Group, mengatakan dalam sebuah video yang diposting di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, bahwa ia berencana mensponsori para siswi untuk kuliah.
Sebuah pesawat yang telah ia bayar juga telah jatuh tempo untuk menerbangkannya ke UEA pada Rabu pagi.
Baca juga: Taliban: Wanita Bisa Kehilangan Nilai Jika Pamerkan Wajah Depan Umum
“Pemerintah Taliban menolak mengizinkan anak-anak perempuan yang datang untuk belajar di sini, seratus anak perempuan yang saya sponsori. Mereka menolak mereka untuk naik pesawat dan kami sudah membayar biaya pesawatnya, kami sudah mengatur segalanya untuk mereka di sini, akomodasi, pendidikan, keamanan transportasi,” ujarnya dalam video tersebut.
Juru bicara pemerintahan Taliban dan kementerian luar negeri Afghanistan belum menanggapi permintaan komentar Reuters.
Al Habtoor menyertakan audio dari salah satu pelajar Afghanistan yang mengatakan bahwa dia ditemani oleh pendamping laki-laki, tetapi otoritas bandara di Kabul telah melarang dia dan orang lain untuk naik ke pesawat.
Pemerintahan Taliban telah menutup universitas dan sekolah menengah atas bagi pelajar perempuan di Afghanistan.
Baca juga: 2 Tahun Taliban Berkuasa Lagi, Warga Afghanistan: Seperti Mimpi Buruk
Mereka mengizinkan warga Afghanistan meninggalkan negaranya, namun biasanya perempuan Afghanistan yang melakukan perjalanan jarak jauh dan ke luar negeri harus didampingi oleh pendamping laki-laki, seperti suami, ayah, atau saudara laki-laki mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.