PYONGYANG, KOMPAS.com - Seorang prajurit Amerika Serikat (AS) ditahan di Korea Utara setelah melintasi perbatasan dari Korea Selatan tanpa izin, demikian keterangan resmi militer AS.
Insiden ini terjadi ketika hubungan AS dan Korea Utara diwarnai ketegangan yang memuncak.
Korea Utara adalah salah satu negara paling terisolasi di dunia. AS telah memberitahu warganya agar tidak pergi ke negara itu.
Baca juga: Tentara AS Masuk Korea Utara Tanpa Izin Saat Tur Perbatasan
Dalam artikel ini, kita melihat apa yang sudah kita ketahui sejauh ini tentang insiden tersebut.
Prajurit AS bernama Travis King (23) menyeberang dari wilayah Korea Selatan ke Korea Utara Utara setelah mengikuti tur di area Zona Demiliterisasi (DMZ) di dekat perbatasan.
Pada saat dia dikawal kembali ke AS karena diduga melanggar aturan disiplin, dia agaknya berhasil mengecoh penjagaan di Bandar Udara Incheon.
Dia kemudian kabur dari bandar udara itu dan menuju perbatasan yang berjarak sekitar 54 km.
Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang mengoperasikan DMZ, mengatakan pihaknya meyakini bahwa prajurit itu sekarang berada dalam tahanan Korea Utara.
Seorang komandan senior AS mengatakan, tidak ada kontak dengan sang prajurit dan insiden itu tengah diselidiki oleh Pasukan AS di Korea.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan, perhatian utama Pentagon adalah sepenuhnya untuk keselamatan prajurit tersebut.
Prajurit Travis King bertugas di Angkatan Darat AS sejak Januari 2021.
Dia adalah anggota pengintai kavaleri--spesialis pengintaian--yang awalnya ditugaskan di bagian Divisi Lapis Baja ke-1 dalam rotasi dengan pasukan militer AS di Korea Selatan.
Dia menghadapi tindakan disipliner setelah ditahan di Korea Selatan atas tuduhan penyerangan, menurut Kantor Berita Associated Press, mengutip pejabat AS.