SEOUL, KOMPAS.com - Saat Korea Selatan berduka atas kematian lebih dari 150 orang dalam pesta Halloween, banyak orang yang bahkan tidak terlibat langsung, trauma dan mencari jawaban yang terkadang menyalahkan para korban.
Foto-foto di TKP yang mengganggu pada jam-jam pertama bencana diperkirakan menyentuh efek kesehatan emosional dan mental masyarakat Korea Selatan.
Hal ini disampaikan profesor psikiatri Rumah Sakit Universitas Ulsan Jun Jin Yong, dilansir dari Reuters.
Baca juga: Kepedihan Pemuda yang Selamat dari Tragedi Halloween Itaewon: Lima Pergi Hanya Dua yang Kembali
"Ini menyebar sangat cepat melalui media berita dan media sosial, membuat orang-orang terpengaruh secara langsung dan tidak langsung, dan bahkan mereka yang tidak terpengaruh mungkin merasa tertekan dan frustrasi, cukup banyak menimbulkan rasa takut di seluruh masyarakat," katanya.
Tragedi di distrik Itaewon yang populer pada Sabtu (29/10/2022) malam itu telah berubah menjadi kemarahan publik.
Mereka mengutuk adanya kesalahan langkah perencanaan pemerintah dan respons polisi yang tidak memadai.
Puluhan ribu orang yang bersuka ria, banyak dari mereka yang masih muda, telah memadati jalan-jalan sempit dan gang-gang Itaewon untuk perayaan Halloween pertama yang hampir tidak dibatasi dalam tiga tahun.
Gelombang orang yang tidak terkendali ke satu gang sempit berubah menjadi insiden yang mematikan.
Rekaman mengganggu yang menunjukkan petugas penyelamat darurat dan warga memberikan resusitasi jantung paru (RJP) kepada korban yang tidak sadar dengan cepat menjadi viral di media sosial, bahkan sebelum sifat dan skala bencana diketahui.
Gambar-gambar grafis itu diputar ulang di media berita arus utama. Kemudian spekulasi tentang apa yang menyebabkan bencana itu mulai beredar.
"Apa yang membuat lebih sulit bagi kebanyakan orang adalah bahwa bukan salah siapa pun bahwa mereka kebetulan berada di sana," kata Jun.
Baca juga: Ini Langkah yang Diambil Pemerintah Korsel Terkait Tragedi Itaewon
Korban tewas mencapai 156, dengan 172 terluka, 33 di antaranya dalam kondisi serius.
Pemerintah mengirim klinik keliling yang dikelola oleh Pusat Nasional untuk Trauma Bencana ke Itaewon, menawarkan konseling gratis.
Jun mengatakan ada kecenderungan alami manusia untuk mencari penjelasan atas suatu bencana, menyalahkan orang atau serangkaian keadaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.