Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

G7 Ingin Kendalikan Harga Minyak Rusia di Pasar Global

Kompas.com - 07/09/2022, 20:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Dalam upaya terbaru untuk menekan Rusia, negara-negara G7 sepakat mengupayakan skema pembatasan harga maksimal minyak Rusia. Untuk itu, G7 harus mengajak negara-negara lain berpartisipasi.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina, pemerintahan negara-negara G7 memberlakukan sanksi ekonomi dan mencoba membatasi pendapatan Rusia dari ekspor energinya. Tapi dengan naiknya harga minyak dan gas, Rusia justru mengeruk keuntungan besar.

Bahkan menurut dokumen kementerian ekonomi Rusia yang dilihat kantor berita Reuters, Moskwa memperkirakan volume ekspor energinya tahun ini akan melonjak sebesar 38 persen.

Baca juga: 5 Negara Pengekspor Minyak Terbesar di Dunia

Itulah alasan utama mengapa awal bulan ini negara-negara G7, yaitu Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan AS, serta Uni Eropa (UE), sepakat untuk memberlakukan pembatasan harga maksimal minyak Rusia.

G7 sendiri sudah memutuskan untuk menghentikan impor minyak dari Rusia mulai tahun depan. G7 juga akan melarang layanan logistik yang mereka kendalikan, seperti pengiriman dan asuransi yang dibutuhkan negara lain untuk membeli minyak dari Rusia.

Rencana pembatasan harga minyak akan dilaksanakan bersamaan dengan berlakunya embargo UE. Ada dua batas harga maksimal yang direncanakan, satu untuk minyak mentah dan satu untuk produk olahan. Batasan minyak mentah akan berlaku mulai 5 Desember, batasan untuk produk olahan menyusul mulai 5 Februari 2023.

G7 mengatakan, mereka akan mencegah perusahaan asuransi dan perusahaan pelayaran mengangkut minyak mentah dan produk minyak Rusia, kecuali jika minyak itu dibeli pada atau di bawah ambang harga yang nanti ditentukan.

Baca juga: 5 Negara Penghasil Minyak Bumi Terbesar di Dunia

Bagaimana pembatasan harga minyak akan berfungsi?

Negara-negara G7 menguasai sekitar 90 persen pasar untuk asuransi pengiriman global. Rusia membutuhkan sejumlah besar kapal untuk mengekspor minyaknya dan akan kesulitan menemukan kapal tanker yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pengiriman minyak, jika perusahaan asuransi barat menolak penjaminan asuransi kargonya.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan, "Dengan berkomitmen untuk menyelesaikan dan menerapkan pembatasan harga, G7 akan secara signifikan mengurangi sumber pendanaan utama Rusia untuk perang ilegalnya, sambil mempertahankan pasokan ke pasar energi global dengan menjaga minyak Rusia tetap mengalir dengan harga yang lebih rendah."

G7 mengatakan, kesepatan itu dalam dalam waktu dekat akan diikuti oleh "koalisi negara-negara yang luas." Tapi sejauh ini, negara-negara besar di luar G7, seperti India dan China, tidak memberi sinyal akan mendukung rencana itu.

Agar pembatasan harga minyak Rusia berfungsi sebagaimana dimaksudkan, G7 memang harus bisa mengajak sebanyak mungkin negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang tetap membeli minyak Rusia, untuk berpartisipasi.

Baca juga: Beberapa Negara Asia Berburu Minyak Rusia dengan Harga Diskon, Bagaimana Indonesia?

Apa risiko rencana itu?

Tetapi di kalangan G7 sendiri ada perbedaan pandangan. Kanselir Jerman Olaf Scholz termasuk di antara mereka yang skeptis tentang hal ini. Dia mengatakan bulan lalu, "Anda tidak dapat melakukannya secara sepihak, tetapi harus bekerja sama erat dengan banyak orang lain. Jika tidak, itu tidak akan menghasilkan apa-apa."

Saat ini saja, minyak Rusia sudah jauh lebih murah daripada sebelumnya. Itulah alasan utama mengapa negara-negara seperti India tiba-tiba menjadi pembeli besar minyak Rusia pada 2022.

Negara-negara ini dapat memilih untuk terus membeli minyak Rusia dengan volume yang sama atau Rusia juga bisa mengekspor lebih sedikit minyak dan mencoba menaikkan harga minyaknya. Di Eropa, Rusia berhasil menaikkan harga gas dengan cara menurunkan volume pasokannya.

Karena rincian rencana G7 masih belum jelas, ada ketidakpastian tentang bagaimana tepatnya G7 akan memberlakukan rencana pembatasan harga minyak Rusia. Perusahaan asuransi pelayaran telah menyatakan keprihatinan, karena mereka tidak mungkin bisa memeriksa berapa harga minyak yang dijadwalkan untuk diperdagangkan. Apakah rencana G7 akan berfungsi, memang akan tergantung pada detail-detail kecil.

Baca juga: Kematian Misterius Bos Raksasa Minyak Rusia yang Gemar Kritik Putin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com