Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Wabah PMK dari Indonesia, Bandara Perth Australia Uji Coba Keset Sanitasi

Kompas.com - 29/07/2022, 21:07 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

PERTH, KOMPAS.com - Penumpang yang tiba di Bandara Perth dari Indonesia sekarang harus berjalan melintasi keset sanitasi yang diisi dengan asam sitrat.

Ini adalah langkah biosekuriti terbaru dan terkuat yang diambil Pemerintah Australia untuk mencegah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia menyebar ke Australia.

Keset yang nantinya digunakan di semua negara bagian, digelar untuk pertama kalinya di Perth, ibu kota negara bagian Australia Barat, Senin (26/7/2022) untuk penumpang yang tiba dari Bali.

Baca juga: Media Asing Soroti Nasib Malang Peternak Sapi Indonesia yang Terdampak PMK Saat Idul Adha

Salah satu pelaku perjalanan dari Indonesia, Daniel del Borrello, mengatakan prosesnya cepat dan mudah.

"Yang harus Anda lakukan hanyalah berjalan melewati keset hitam dan membiarkannya membersihkan sepatu Anda. Sebenarnya cukup bagus, (hitung-hitung) membersihkan sepatu gratis," katanya.

Daniel del Borrello tidak terganggu dengan proses kepulangannya dari Bali pada hari Senin (25/7/2022).ABC NEWS via ABC INDONESIA Daniel del Borrello tidak terganggu dengan proses kepulangannya dari Bali pada hari Senin (25/7/2022).
"Prosesnya kira-kira lima detik."

Bahkan penumpang yang memakai sandal jepit sepertinya tidak mempermasalahkan prosedur tersebut.

Keset pembersih sebagai pengingat yang praktis

Kepala Sekolah Ilmu Kedokteran Hewan Universitas Murdoch, Dr Henry Annandale, mengatakan keset ini juga merupakan pengingat yang baik bagi orang-orang untuk membersihkan alas kaki mereka jika mereka berada di luar negeri.

Seorang perempuan dengan alas kaki terbuka tidak memiliki masalah berjalan di atas keset di Bandara Perth.
PERTH AIRPORT via ABC INDONESIA Seorang perempuan dengan alas kaki terbuka tidak memiliki masalah berjalan di atas keset di Bandara Perth.
"Penting bagi Anda untuk mencoba dan membersihkan sepatu sebelum berjalan di atasnya dan ketika Anda berjalan, Anda harus berdiri sebentar di atasnya sebelum berjalan lagi," katanya kepada ABC Radio Perth.

"Tidak ada dekontaminasi yang 100 persen efektif dalam waktu singkat."

"Orang-orang juga perlu bertanggung jawab membersihkan kotoran dari sepatu mereka."

Dr Annandale mengatakan jejak virus aktif dapat ditemukan pada alas kaki tujuh hingga 11 minggu kemudian dan bertahan lebih lama dalam suhu yang lebih dingin.

Namun, dia mengatakan perhatian utama adalah dari orang-orang yang membawa produk hewani dan bahan makanan yang terkontaminasi.

Baca juga:

"Selalu ada di luar sana"

Premier Australia Barat, Mark McGowan, menyambut baik pemasangan keset-keset tersebut di bandara.

Di satu sisi McGowan mengatakan ancaman penyakit kuku dan mulut tidak boleh dilebih-lebihkan, tetapi ia juga mendesak para pelaku perjalanan untuk juga bertanggung jawab.

"Saya kira ini belum banyak diketahui, tapi penyakit mulut dan kuku mewabah di Vietnam, Malaysia, Thailand, dan puluhan negara lain di dunia yang menjadi tujuan turis Australia," katanya.

“Itu salah satu risiko yang ada di luar sana dan selalu ada, tetapi sisi baiknya adalah ada langkah yang diambil untuk mengatasinya."

"Kita perlu warga Australia yang pulang untuk mengambil tindakan pencegahan, kita mau orang-orang ini untuk melakukan hal yang benar: jangan membawa produk hewani, alas kaki dan pakaian Anda yang mungkin ada di tas Anda harus dipastikan semuanya bersih."

Baca juga: Dampak Wabah PMK di Indonesia, 100.000 Pekerjaan di Selandia Baru Terancam

Artikel ini dirangkum dan diproduksi oleh Hellena Souisa dari ABC News.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com