TULSA, KOMPAS.com - Sedikitnya empat korban tewas oleh seorang pria bersenjata di rumah sakit kampus St Francis di kota Tulsa, negara bagian Oklahoma, Amerika Serikat (AS), Rabu (1/6/2022).
Insiden ini terjadi ketika warga Amerika masih berkutat dengan kesedihan dan kemarahan atas penembakan di SD Robb Texas lebih dari seminggu yang lalu, menurut laporan kantor berita AFP.
Pelaku yang bersenjatakan senapan juga tewas dalam insiden itu, kata polisi, tanpa menjelaskan apakah dia ditembak oleh petugas penegak hukum atau bunuh diri, sehingga total orang yang tewas adalah sedikitnya lima orang.
Baca juga: Kronologi Terbaru Penembakan SD Texas, Detik-detik Penuh Kekacauan dan Ketakutan
"Limaorang tewas, termasuk penembak, dalam penembakan aktif di gedung Natalie Building rumah sakit kampus St Francis," twit polisi Tulsa dari akun resmi mereka.
UPDATE — we now have 5 dead, including the shooter, in the active shooter situation at the Natalie Building on the St. Francis Hospital Campus.
— Tulsa Police (@TulsaPolice) June 2, 2022
Sebelumnya, kapten polisi Richard Meulenberg mengatakan, petugas menyebutkan ada beberapa orang tertembak dan luka-luka.
Presiden AS Joe Biden sudah diberitahu tentang penembakan di Tulsa, kata Gedung Putih, seraya menambahkan bahwa pemerintah menawarkan bantuan kepada pejabat lokal.
Penembakan itu adalah yang terbaru dalam serangkaian serangan mematikan oleh orang-orang bersenjata di "Negeri Paman Sam" dalam sebulan terakhir.
Baca juga:
Pada 14 Mei, seorang supremasi kulit putih yang menargetkan warga Afrika-Amerika membunuh 10 orang di toko kelontong di Buffalo, New York. Penembak masih hidup dan menghadapi dakwaan.
Sepuluh hari kemudian seorang pria bersenjatakan senapan AR-15 menyerbu sekolah di Uvalde, Texas, dan menewaskan 21 orang yang 19 di antaranya adalah anak-anak, sebelum ditembak mati oleh polisi.
Regulasi senjata menghadapi perlawanan berat di Amerika Serikat, dari sebagian besar Republikan dan beberapa Demokrat di pedesaan.
Biden--yang mengunjungi Uvalde akhir pekan lalu--berjanji pada awal minggu ini untuk terus mendorong reformasi dengan mengatakan, "Saya pikir keadaan menjadi sangat buruk sehingga semua orang menjadi lebih rasional tentang hal itu."
Baca juga: Penanganan Teror Polisi AS Dipertanyakan, Hanya Diam di Lorong 45 Menit saat Penembakan SD Texas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.