Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jamaika Ingin Merdeka dari Persemakmuran Inggris

Kompas.com - 25/03/2022, 11:28 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

KINGSTON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Jamaika minggu ini mengatakan kepada Pangeran William dan istrinya, Duchess Kate, bahwa negaranya ingin merdeka.

Dilansir Reuters, ini disampaikan di tengah protes yang meminta monarki Inggris untuk membayar reparasi atas perbudakan di masa lampau.

Perdana Menteri Jamaika Andrew Holness mengatakan kepada pasangan kerajaan pada Rabu (24/3/2022) bahwa negaranya siap untuk maju sebagai negara yang "mandiri, berkembang penuh, dan makmur".

Baca juga: Jamaika Tangkap Tersangka Utama Pembunuhan Presiden Haiti

Dia juga mencatat bahwa masalah sebelumnya belum diselesaikan.

Pasangan kerajaan baru-baru ini tiba di Jamacia pada hari Selasa (22/3/2022) sebagai bagian dari tur selama seminggu mengunjungi bekas koloni Inggris.

"Ada masalah di sini yang seperti yang Anda ketahui belum terselesaikan," kata Holness kepada pasangan kerajaan itu.

"Tetapi Jamaika adalah seperti yang Anda lihat, negara yang sangat bangga. Kami terus maju. Dan kami bermaksud untuk memenuhi ambisi kami yang sebenarnya untuk menjadi negara yang mandiri, berkembang sepenuhnya, dan makmur," tambahnya.

Baca juga: Profil Andrew Holness, Perdana Menteri Jamaika

Sebelumnya, selusin demonstran berkumpul di luar Komisi Tinggi Inggris di ibu kota Jamacia di Kingston, menuntut pemerintah Inggris untuk membayar ganti rugi.

Demonstran juga berada di luar gedung terlihat menandatangani lagu-lagu tradisional Rastafarian dan memegang spanduk dengan kalimat "seh yuh maaf".

Frase lokal itu artinya mendesak monarki untuk meminta maaf atas pelanggaran masa lalu.

Selama pidato di kediaman gubernur jenderal, Pangeran William mengungkapkan "kesedihan mendalam" untuk institusi perbudakan, menambahkan bahwa itu seharusnya tidak pernah ada.

Baca juga: Nyaris Telat Tanding, Pelari Jamaika Raih Emas Olimpiade berkat Taksi Gratis dari Wanita Tak Dikenal

Pejabat Jamaika baru-baru ini mengatakan pemerintah telah melakukan studi tentang proses reformasi konstitusi untuk menjadi republik baru.

Dia menambahkan bahwa mereka akan meminta kompensasi kepada pemerintah Inggris untuk sekitar 600.000 orang Afrika yang bekerja di pulau itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com