Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Invasi ke Ukraina, Rusia Mulai Susah Cari Pembeli Minyak

Kompas.com - 05/03/2022, 12:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia sedang berjuang mencari pembeli minyak produksinya, karena para pembeli lari akibat takut terkena sanksi atau hukuman lain jika masih berurusan dengan Moskwa usai invasi ke Ukraina.

Bahkan tanpa sanksi langsung terhadap industri energinya sekalipun, Rusia diprediksi akan kehilangan sekitar satu juta barel per hari (BPD) dalam ekspor minyak dari 10,5 juta BPD yang dijualnya tahun lalu, menurut analis Jarand Rystad kepala Rystad Energy.

Itu pun terlepas dari kelangkaan pasokan global yang menyebabkan harga melonjak.

Minyak mentah Brent North Sea yang menjadi patokan industri misalnya, harganya meroket minggu ini menjadi hampir 120 dollar AS (Rp 1,72 juta) per barel, sementara gas mencapai rekor harga tertingginya.

Baca juga: Dampak Perang Rusia Vs Ukraina, Harga Gas Eropa Melambung ke Rekor Tertinggi

OPEC dan para eksportir minyak utama lainnya termasuk Rusia menolak meningkatkan produksi di luar tingkat yang disepakati sebelumnya ketika mereka bertemu pada Rabu (2/3/2022), sehingga memupus harapan untuk mengurangi tekanan pada pasokan.

Faktor harga mungkin menguntungkan Rusia, tetapi mereka terancam mendapat pembekuan besar-besaran dari pembeli.

Energy Aspects memperkirakan, 70 persen dari ekspor minyak Rusia lumpuh karena para pialang dan kilang menghindari Moskwa meskipun pasar sedang panas-panasnya.

1. Respons Eropa soal minyak Rusia

Ilustrasi kilang minyakAP PHOTO / GERALD HERBERT Ilustrasi kilang minyak
Untuk saat ini, sanksi Barat atas invasi Rusia Ukraina menghindari sektor energi Rusia, karena Eropa sangat bergantung padanya.

Jerman mengimpor 55 persen gasnya dari Rusia tahun lalu, dan berjanji memangkas angka ini serta meningkatkan energi terbarukan seperti angin dan matahari, walau akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk direalisasikan.

Pengiriman melalui pipa terus berlanjut dari Rusia, tetapi para importir Eropa sedang melirik tempat lain untuk menghindari kecaman global dan kemungkinan sanksi yang akan datang.

Kelompok energi Finlandia, Neste, mengatakan bahwa mereka sebagian besar telah menggantikan minyak mentah Rusia dengan alternatif seperti minyak Laut Utara.

Sementara itu produsen aspal Swedia, Nynas, berkata akan mengakhiri total pembelian bahan mentah Rusia.

Beberapa minyak mentah non-Rusia seperti minyak Kazakh juga dikenai sanksi karena diekspor melalui pelabuhan Rusia, yang masuk daftar hitam oleh perusahaan-perusahaan pelayaran.

2. Apakah China dan India akan beli minyak Rusia lagi?

Presiden China Xi Jinping menganugerahkan penghargaan 'Medali Persahabatan' untuk Presiden Rusia Vladimir Putin di Beijing, Jumat (8/6/2018).AFP Presiden China Xi Jinping menganugerahkan penghargaan 'Medali Persahabatan' untuk Presiden Rusia Vladimir Putin di Beijing, Jumat (8/6/2018).
Meskipun demikian, beberapa pembeli dapat kembali jika Barat benar-benar mengesampingkan sanksi terhadap industri energi.

"Kita harus mulai melihat pembeli mana yang bersedia melanjutkan pembelian dan mana yang tidak," kata analis dari Energy Aspects, Livia Gallarati, dikutip dari AFP pada Jumat (4/3/2022).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Global
Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Global
Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Global
Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Global
Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Global
Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Global
Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Global
Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Global
Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Global
4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

Global
Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Global
Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Internasional
3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

Global
Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Internasional
Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com