Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Sebut Ada Kemajuan Signifikan dalam Negosiasi Nuklirnya

Kompas.com - 22/02/2022, 14:02 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

TEHERAN, KOMPAS.com - Pejabat Iran mengeklaim negaranya sudah alami kemajuan signifikan dalam negosiasi mengenai program nuklirnya.

Dilansir Reuters, beberapa tuntutan utama Iran tak berubah dalam negosiasi itu. Tapi sudah ada progres yang nyata dari diskusi.

Juru bicara kementerian luar negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan bahwa "kemajuan signifikan" telah dibuat dalam negosiasi nuklir di Wina.

Baca juga: Iran Ungkap Rudal Terbaru, Mampu Jangkau Israel, Dinamakan Kheibar Shekan

Namun, dia menambahkan bahwa "tidak ada yang disepakati sampai semuanya disepakati."

"Masalah yang tersisa adalah yang paling sulit," kata Khatibzadeh saat konferensi pers.

Presiden Iran Ebrahim Raisi mengulangi tuntutan Iran agar AS mencabut sanksinya terhadap negara itu sebagai bagian dari kesepakatan untuk bergabung kembali dengan Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), yang ditarik AS pada 2018 di bawah mantan Presiden Trump.

"Amerika Serikat harus membuktikan keinginannya untuk mencabut sanksi besar," kata Raisi dalam konferensi pers di Doha.

"Untuk mencapai kesepakatan, jaminan diperlukan untuk negosiasi dan masalah nuklir."

Baca juga: Agen Rahasia Israel Diduga Sudah Menyusup ke Pejabat-pejabat Tinggi Iran

Sebelum putaran negosiasi terbaru dimulai, sekutu Eropa AS seperti Inggris memperingatkan Iran bahwa ini akan menjadi "kesempatan terakhir" untuk menghadirkan "resolusi serius" menuju kesepakatan nuklir.

"Ini adalah kesempatan terakhir bagi Iran untuk datang ke meja perundingan dengan resolusi serius untuk masalah ini, yang harus menyetujui persyaratan JCPOA," kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss.

Reuters melaporkan pekan lalu bahwa kesepakatan AS-Iran untuk menghidupkan kembali perjanjian itu mulai terbentuk.

Draf teks perjanjian yang dilihat Reuters akan membatasi pengayaan nuklir Iran sebesar 5 persen.

Baca juga: Tatkala George W Bush Gambarkan Irak, Iran dan Korea Utara sebagai Axis of Evil

Perjanjian juga akan mencairkan 7 miliar dollar AS dana Iran yang disimpan di bank-bank Korea Selatan di bawah sanksi AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com