TOKYO, KOMPAS.com - Bulan Agustus lalu, Jepang dilanda gelombang kelima dan terbesar virus corona sejak awal pandemi tahun lalu. Ketika itu, angka kasus positif tercatat lebih dari 26.000 per hari, empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.
Lonjakan kasus ini terjadi karena varian Delta yang melanda seluruh dunia, termasuk Jepang.
Namun bulan itu ternyata menjadi titik balik bagi negara Sakura itu. Dalam waktu dua bulan dari puncak gelombang itu, kasus rata-rata saat ini di bawah 100 per hari.
Baca juga: Covid-19 Varian Delta Tiba-tiba Menghilang dari Jepang, Pakar Kebingungan
Para ilmuwan mengetahui bahwa kenaikan tajam kasus Covid-19 karena varian Delta, namun mereka masih belum paham mengapa kasus turun tajam sementara negara-negara lain masih terus berjuang menghadapi kenaikan kasus.
Para peneliti dari Institut Genetika Jepang, mengatakan varian Delta kemungkinan bermutasi sendiri sampai menjadi punah di Jepang.
Menurut Ituro Inoue dan koleganya dari Institut Genetika kepada Japan Times, virus itu bermutasi sedemikian rupa sehingga terjadi kesalahan dalam genetika sampai tidak lagi berreplikasi.
"Kami benar-benar terkejut dengan temuan ini," kata Inoue.
Lebih dari 75 persen penduduk telah divaksin di Jepang sementara protokol kesehatan seperti jaga jarak dan penggunaan masker diikuti secara tertib oleh masyarakat, menurut laporan media setempat.
Namun negara-negara lain yang melakukan protokol yang sama tetap mencatat kenaikan kasus Covid.
Di Spanyol, misalnya, 80 persen penduduk telah mendapat vaksinasi penuh dan masker juga tetap dipakai di tempat-tempat tertutup.
Namun Spanyol mencatat sekitar 7.000 kasus per hari.
Perbandingan inilah yang membuat para ilmuwan Jepang menyimpulkan bahwa varian Delta "bermutasi sampai punah".
"Varian Delta sangat menular di Jepang dibandingkan dengan varian lain. Namun di tengah akumulasi ini, kami yakin varian ini tak bisa lagi bermutasi," kata Ituro Inoue.
"Dengan melihat bahwa kasus tak lagi naik, kami percaya pada proses mutasi ini, virus itu langsung mengarah ke punah dengan sendirinya," tambahnya.
Baca juga: Covid-19 Varian Botswana yang Lebih Buruk dari Delta Muncul di 2 Wilayah Lain