SACRAMENTO, KOMPAS.com - Alexander Neville, seorang remaja asal California, Amerika Serikat memesan pil yang ia pikir oxycodone atau obat penahan nyeri di Snapchat.
Namun, beberapa hari kemudian ia mendapat perawatan untuk penyalahgunaan narkoba.
Ibunya, Amy Neville mengatakan pil yang ia dapatkan ternyata palsu dan dicampur dengan kandungan fentanil, sehingga membuat putranya overdosis.
"Alexander meminum satu pil yang kemudian membunuhnya karena mengandung fentanil yang bisa membunuhnya dan empat orang lainnya," katanya kepada program radio PM milik ABC.
Fentanil adalah opioid sintetik yang masuk ke dalam obat terlarang dengan kekuatan seratus kali dari morfin, sehingga butuh resep dokter.
Baca juga: Buat Pelanggan Ketagihan, Pemilik Warung Masukkan Narkoba ke Makanan
Melansir ABC Indonesia pada Rabu (6/10/2021), Alexander, yang berusia 14 tahun, ditemukan meninggal di kamar tidurnya karena overdosis narkoba.
Ibunya mengatakan bahwa putranya kemungkinan meninggal overdosis narkoba sebelum pukul 10 pagi.
Amy menyesalkan tragedi kematian anaknya karena overdosis narkoba, dan mengatakan jika saja putranya tersebut terbuka dengannya soal mencoba membeli obat dan memesannya di Snapchat.
"Alexander sebenarnya penakut," ujarnya mengenang putranya yang telah tewas overdosis narkoba.
"Tetapi kemudahan untuk mendapatkannya (obat) dan terkesan sangat normal, para pengedar obat-obatan ini mempromosikan, jika mereka memiliki obat-obatan yang sah, ini membuatnya terlalu mudah," ujarnya.
Di Amerika Serikat semakin banyak orang tua yang kehilangan anak mereka karena overdosis setelah memesan narkoba di Snapchat.
Amy menghitung ada 427 kematian karena "overdosis" narkoba di kawasan Orange County.
Ia juga sudah bertemu dengan pemimpin Snapchat dan menuntut perusahaan yang telah membuat putranya tewas overdosis narkoba, agar tidak lagi menjual obat di jejaring sosial.
Perdagangan narkoba, obat-obatan keras yang butuh resep, semakin berkembang karena teknologi. Penjual narkoba juga berpindah dari situs-situs gelap ke aplikasi jejaring sosial, seperi Snapchat.
Baca juga: Bandar Narkoba Tak Sengaja Pencet Nomor Darurat saat Tidur, Polisi Dengar Dengkuran
Di Australia, penelitian yang dilakukan Pusat Penelitian Narkoba dan Alkohol Nasional menunjukkan 70 persen anak muda yang disurvei menggunakan jejaring sosial, seperti Snapchat untuk membeli narkoba.