Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Pelaku Pemerkosaan dan Penyiksaan Gadis 17 Tahun di Maroko Dipenjara 20 Tahun

Kompas.com - 24/09/2021, 13:31 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

RABAT, KOMPAS.com - Sebanyak 11 pelaku pemerkosaan dan penyiksaan terhadap gadis 17 tahun di Maroko dipenjara 20 tahun, dalam kasus yang menimbulkan kegemparan dunia itu.

Korban diculik dan dijual ke geng yang tidak hanya memerkosa, namun juga memberikan tato sebelum dia dibuang dua bulan kemudian.

Kasus ini menimbulkan kemarahan baik di dalam Maroko maupun internasional setelah sebuah video kekejaman pelaku dirilis pada 2018.

Baca juga: PBB: Pemerkosaan Massal di Kongo Memprihatinkan 243 Kasus dalam 2 Pekan

Dalam video tersebut, korban menahan penderitaan saat tangan, kaki, dan lehernya dipenuhi tato dan luka bakar akibat disudut rokok.

Selama dua bulan, korban yang hanya disebut bernama Khadija itu dengan berani mengungkapkan penyiksaan dan pemerkosaan yang dialaminya.

Pengacaranya, Ibrahim Hachane, menyatakan sidang banding di Beni Mellal 11 pemerkosa terbukti bersalah atas beberapa tuduhan.

Di antaranya selain pemerkosaan adalah penculikan dan pengurungan secara paksa, dilansir Daily Mail Kamis (23/9/2021).

Selain 11 pria yang dipenjara selama 20 tahun, dua pelaku lainnya mendapat vonis dua tahun dan satu tahun penjara yang ditangguhkan.

Hachane menuturkan, seluruh pemerkosa gadis 17 tahun tersebut didenda 200.000 dirham Maroko, atau Rp 316,7 juta.

Baca juga: Trauma Siswi SMP Korban Pemerkosaan Ayah dan Kakak Kandung, Ketakutan Pulang ke Rumah

Pengacara Khadija itu menuturkan, dia belum puas karena ada dakwaan perdagangan manusia yang bisa membuat pelaku dipenjara 30 tahun.

Karena itu, Hachane memutuskan mengajukan banding, seraya mengatakan korban saat ini masih mendapatkan perawatan.

"Apa yang dia lalui dan rasakan sebelumnya akan terus menghantuinya seumur hidupnya," papar Hachane kembali.

Saat video tersebut dirilis pada 2018, orangtua dari pemerkosa menuding Khadija sebagai gadis dengan reputasi buruk di sana.

Mereka menuduhnya sudah berbohong dan sengaja menginginkan anaknya ditangkap. Dokter menyebut tudingan itu memengaruhi korban.

Hachane yang adalah anggota pembela HAM Maroko berujar, kliennya disudutkan masyarakat padahal dia yang menderita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com