Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gambar Satelit Tangkap Aktivitas Korea Utara Memperluas Fasilitas Nuklir Yongbyon

Kompas.com - 19/09/2021, 16:21 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

PYONGYANG, KOMPAS.com - Gambar satelit terbaru menunjukkan Korea Utara memperlus fasilitas pengayaan uraniumnya di kompleks nuklir utamanya di Yongbyon.

Sebuah laporan Institut Studi Internasional Middlebury di Monterey, California mengatakan bahwa sejumlah gambar yang diambil perusahaan citra satelit, Maxar, menunjukkan konstruksi di area dekat pabrik pengayaan uranium di Yongbyon.

"Pengembangan pabrik pengayaan uranium mengindikasikan bahwa Korea Utara berencana untuk meningkatkan produksi senjata tingkat uranium di situs Yongbyon, sebanyak 25 persen," ujar Jeffrey Lewis dan 2 pakar lainnya di Institut Studi Internasional Middlebury dalam laporan mereka.

Baca juga: Kapal Selam Bertenaga Nuklir Jadi Prioritas Tangkal China di Indo-Pasifik

Melansir Al Jazeera pada Minggu (19/9/2021), Korea Utara baru-baru ini mengumumkan uji coba rudal balistik pertamanya, selang 6 bulan negosiasi nuklir dengan Amerika Serikat yang sempat terhenti sejak 2019.

Laporan Middlebury Institute mengatakan bahwa citra satelit yang diambil pada 1 September menunjukkan Korea Utara menebangi pohon-pohon dan bersiap membangun fondasi konstruksi. Dari situ juga terlihat adanya ekskavator konstruksi.

Laporan itu mengatakan gambar satelit lainnya yang diambil dua pekan kemudian menunjukkan sebuah dinding telah dibangun untuk menutup area tersebut, dan panel-panel dipindahkan dari sisi bangunan pengayaan untuk menyediakan akses ke area yang baru ditutup.

Area baru pengembangan nuklir itu kira-kira 1.000 meter persegi, ruang yang cukup untuk menampung 1.000 sentrifugal tambahan, yang akan meningkatkan kapasitas pabrik untuk menghasilkan uranium yang sangat diperkaya sebesar 25 persen.

Baca juga: AS dan Inggris Bantu Australia Buat Kapal Selam Nuklir, China Kecewa

Senjata nuklir dapat dibuat menggunakan uranium atau plutonium yang sangat diperkaya, dan Korea Utara memiliki fasilitas untuk memproduksi keduanya di Yongbyon.

Pada Agustus, gambar-gambar satelit Yongbyon sebelumnya menunjukkan tanda-tanda bahwa Korea Utara melanjutkan operasi fasilitas lain untuk memproduksi plutonium tingkat senjata.

Korea Utara menyebut kompleks Yongbyon sebagai "jantung" dari program nuklirnya.

Selama pertemuan puncak dengan Presiden Donald Trump pada awal 2019, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menawarkan untuk membongkar seluruh kompleks nuklir utamanya, jika dia diberi keringanan sanksi besar. Namun, usulan itu ditolak.

Beberapa pakar AS dan Korea Selatan percaya bahwa Korea Utara secara diam-diam menjalankan setidaknya satu pabrik pengayaan uranium tambahan.

Pada 2018, seorang pejabat tinggi Korea Selatan mengatakan kepada parlemen bahwa Korea Utara diperkirakan telah memproduksi sebanyak 60 senjata nuklir juga.

Baca juga: Bantu Australia Bangun Kapal Selam Bertenaga Nuklir, AS: Tak Cari Konflik dengan China

Perkiraan berapa banyak senjata nuklir yang dapat ditambahkan Korea Utara setiap tahun bervariasi, mulai dari 6 hingga 18.

Selain uji coba rudal balistik, Korea Utara juga mengatakan pihaknya meluncurkan rudal jelajah ke arah laut dalam uji coba yang dilihat sebagai upaya untuk memperkuat kemampuan serangannya terhadap Korea Selatan dan Jepang, di mana AS memiliki sekitar 80.000 tentara.

Para ahli mengatakan rudal jarak jauh, yang digambarkan Pyongyang "strategis", dapat dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir.

Presiden Joe Biden menyelesaikan tinjauan selama berbulan-bulan atas kebijakan AS tentang Korea Utara pada Mei, dengan mengatakan pihaknya akan terus mengupayakan denuklirisasi di Semenanjung Korea, tetapi tidak akan mengejar "tawar-menawar besar" dengan Pyongyang.

Korea Utara yang menuduh AS melanjutkan “permusuhan”, mengancam untuk memperluas persenjataan nuklirnya dan mengembangkan persenjataan yang lebih canggih.

Baca juga: Batal Gandeng Perancis, Australia Bikin Kapal Selam Nuklir dengan AS dan Inggris

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com