Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Bekas Narapidana Dipasang Taliban Jadi Pengawas Penjara Kabul, Antusias Inspeksi Sambil Cari Barang Bagus

Kompas.com - 14/09/2021, 16:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Taliban kini menempatkan anggotanya yang juga bekas narapidana untuk mengawasi penjara Kabul, tempat banyak milisi Taliban pernah ditahan.

Puluhan milisi Taliban kini bertanggung jawab mengendalikan penjara tersebut, setelah mengusir penjaga dan membebaskan semua narapidana di Penjara Pul-e-Charkhi.

Fasilitas itu memiliki reputasi panjang untuk kekerasan, eksekusi massal, dan penyiksaan.

Baca juga: Pemerintahan Sementara Taliban Atas Afghanistan Dituduh Ingkar Janji

"Saya merasa sangat sedih ketika saya mengingat hari-hari itu," kata seorang komandan Taliban yang mengatakan kepada AP bahwa dia dipenjara di sana selama sekitar 14 bulan.

"Hari-hari itu adalah hari-hari tergelap dalam hidupku, dan sekarang inilah saat paling bahagia bagiku bahwa aku bebas dan datang ke sini tanpa rasa takut."

Kuburan massal dan ruang penyiksaan dari pemerintah yang diduduki Soviet pada 1970-an dan 1980-an ditemukan di penjara tersebut.

Keadaan tidak jauh lebih baik di bawah pemerintah yang didukung AS, ketika fasilitas itu terkenal karena kondisinya yang buruk dan isi yang penuh sesak.

Penjara utama Kabul sempat dipadati ribuan anggota Taliban yang ditangkap dan dipenjarakan oleh pemerintah Afghanistan.

Ketika itu, 11 blok sel menampung dua kali jumlah kapasitas tahanan yang dapat ditampung. Narapidana di penjara itu termasuk milisi Taliban dan penjahat.

Tahanan yang baru-baru ini ditangkap berdoa di dalam penjara Pul-e-Charkhi di Kabul, Afghanistan, Senin, 13 September 2021.AP PHOTO/FELIPE DANA Tahanan yang baru-baru ini ditangkap berdoa di dalam penjara Pul-e-Charkhi di Kabul, Afghanistan, Senin, 13 September 2021.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Komandan Taliban Telpon Polisi Afghanistan | Peringatan Jepang Ancaman Teror di Indonesia

AP pada Senin (13/9/2021) mewartakan seorang komandan Taliban berjalan melalui aula kosong dan blok selnya, menunjukkan kepada teman-temannya di mana dia pernah dipenjara.

Ini adalah salah satu dari kondisi mengejutkan yang terjadi di Afghanistan setelah kelompok militan itu menyapu ibu kota hampir sebulan yang lalu, dan mengusir pemerintah dukungan AS yang telah runtuh setelah diperjuangkannya selama 20 tahun.

Komandan Taliban, yang menolak menyebutkan namanya, melakukan kunjungan pribadi ke kompleks itu bersama sekelompok teman-temannya.

Kepada AP, dia mengaku ditangkap sekitar satu dekade lalu di provinsi Kunar timur dan dibawa ke Pul-e-Charkhi, dengan tangan terikat dan mata tertutup..

Banyak warga Afghanistan serta pemerintah di seluruh dunia khawatir dengan perebutan kekuasaan Taliban yang cepat, dan kembali memberlakukan aturan yang keras dan serupa seperti saat mereka pertama kali berkuasa pada 1990-an.

Tetapi bagi para milisi Taliban, ini adalah momen untuk menikmati kemenangan setelah bertahun-tahun pertempuran yang melelahkan. Beberapa dari mereka, pertama kali melihat kembali melihat kota sejak perang dimulai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Asal Usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal Usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com