Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Tertinggi Iran Sebut Biden "Serigala Pemangsa" Tak Beda dengan Trump

Kompas.com - 29/08/2021, 21:17 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

TEHERAN, KOMPAS.com - Pemimpin Tertinggi Iran Ali Hosseini Khamenei mengecam Presiden Joe Biden "serigala pemangsa" tidak berbeda dengan pendahulunya, Trump terkait kesepakatan nuklir internasional.

Khamenei mengecam perilaku "tak tahu malu" AS dalam kesepakatan nuklir Iran 2015, pada Sabtu (28/8/2021), tetapi berperilaku seolah-olah Iran meninggalkan perjanjian.
Sementara, AS pada 2018 secara sepihak menarik diri dari perjanjian dan menjatuhkan sanksi keras.

Pemerintah Biden telah mengatakan ingin kembali ke kesepakatan nuklir, tetapi masih menegakkan kampanye "tekanan maksimum" Trump karena ia telah menolak untuk mencabut sanksi apa pun sebelum kesepakatan tercapai di Wina.

Baca juga: Pejabat Iran Tuduh Biden Mengancam Teheran Secara Ilegal

Pejabat Iran dan Amerika sejauh ini berselisih tentang bagaimana dan sanksi apa yang perlu dicabut, dan bagaimana Iran perlu mengurangi kembali program nuklirnya.

Iran saat ini memperkaya uranium hingga 60 persen, tingkat yang lebih tinggi dari kesepakatan nuklir, seperti yang dilansir dari pada Sabtu (28/8/2021).

Selain AS, Khamenei juga mengecam para pihak Eropa untuk kesepakatan nuklir itu. “Mereka juga seperti AS, tetapi dalam kata-kata dan retorika mereka selalu menuntut, seolah-olah Iranlah yang telah lama mengejek dan merusak negosiasi”.

Baca juga: Kepala Penjara Iran Minta Maaf Setelah Video Rekaman CCTV Bocor, Tunjukkan Tindakan Penyiksaan

Kemudian, pemimpin tertinggi Iran ini secara khusus mengarahkan kabinet pemerintahan presiden baru Ebrahim Raisi untuk merencanakan pengelolaan ekonomi negara yang sedang sakit dengan asumsi bahwa sanksi AS akan tetap berlaku.

“Diplomasi tidak boleh dipengaruhi dan dikaitkan dengan masalah nuklir karena masalah nuklir adalah masalah terpisah yang harus diselesaikan dengan cara yang sesuai dan layak bagi negara,” katanya.

Khamenei mengatakan Raisi dan timnya harus fokus pada peningkatan “diplomasi ekonomi”.

Penunjukan Amirabdollahian, seorang diplomat veteran dengan fokus pada urusan regional, merupakan indikasi dari orientasi itu.

Baca juga: Rusia dan Iran Bakal Gelar Latihan di Teluk Persia, China Ikut serta

Pernyataan Khamenei pada Sabtu (28/8/2021) tampaknya menggandakan posisi Iran sebelum bertemu dengan AS, selain dengan Eropa, Rusia dan China, di Wina.

Pernyataan pemimpin tertinggi itu disampaikan selama kunjungan pertamanya dengan kabinet presiden Raisi, yang memperoleh mosi percaya dari parlemen garis keras Iran pada Rabu (25/8/2021).

Pada Jumat, menteri luar negeri baru Iran, Hossein Amirabdollahian, melakukan panggilan telepon pertamanya dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, di mana Borrell meminta Iran berkomitmen untuk kembali ke Wina membicarakan pemulihan kesepakatan nuklir.

Baca juga: Iran Klaim Program Nuklirnya Bertujuan Damai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com