Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jet Tempur Rusia Cegat Pesawat Mata-mata AS di Laut Hitam, Ahli Khawatirkan Eskalasi Ketegangan

Kompas.com - 15/07/2021, 18:56 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber The Sun

MOSKWA, KOMPAS.com - Sebuah pesawat mata-mata AS dicegat jet tempur Rusia di atas Laut Hitam pada Selasa (13/7/2021).

Insiden ini memunculkan kekhawatiran di kalangan ahli akan adanya eskalasi kekerasan di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Rusia.

Baca juga: Tentara Rusia Berlatih di Tajikistan Saat Taliban Makin Kuat di Afghanistan

Awak darat Distrik Militer Selatan di Rusia melaporkan keberadaan pesawat pengintai AS, setelah terdeteksi pada sistem radar mereka. Sebuah pesawat tempur Sukhoi Su-30 dikirim untuk mencegahnya melintasi perbatasan.

“Awak pesawat tempur Rusia mengidentifikasi target udara sebagai pesawat EP-3E Ares dari Angkatan Udara AS dan mengawalnya,” kata seorang juru bicara Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia (NDCC) melansir The Sun pada Rabu (14/7/2021).

“Pada 13 Juli 2021, sebuah target udara yang mendekati perbatasan negara Federasi Rusia terdeteksi di atas Laut Hitam oleh kontrol radar wilayah udara pertahanan udara tugas Distrik Militer Selatan,” kata departemen itu dalam sebuah unggahan di media sosial.

“Untuk mengklasifikasikan target udara dan mencegah pelanggaran perbatasan negara Federasi Rusia, sebuah pesawat tempur Su-30 pasukan pertahanan udara dari Distrik Militer Selatan diterbangkan.

“Setelah pesawat militer asing berbalik dari perbatasan negara Federasi Rusia, pesawat tempur Rusia kembali dengan selamat ke lapangan terbang asal.”

NDCC mengeklaim bahwa “penerbangan pesawat tempur Rusia dilakukan sesuai dengan aturan internasional untuk penggunaan wilayah udara.”

Baca juga: Kisah Perang: Benarkah Rusia Menang Pertempuran Kursk, Adu Tank Terbesar di Dunia?


Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah Laut Hitam dengan pasukan NATO dan Rusia menolak untuk mengubah arah.

Daerah tersebut telah menjadi hotspot ketegangan dalam beberapa tahun terakhir setelah aneksasi Rusia atas Krimea pada 2014.

Perebutan wilayah oleh Moskwa dari Ukraina membuatnya mendapatkan pijakan yang lebih kuat di Laut Hitam, di samping pangkalan angkatan lautnya yang ada di Sevastopol.

Mark Simakovsky, mantan kepala staf Eropa/NATO di Kantor Menteri Kebijakan Pertahanan, mengatakan kepada Newsweek bahwa Laut Hitam adalah pemicu yang bisa "menciptakan potensi ledakan ketegangan AS-Rusia."

Dia mengatakan bahwa kedua belah pihak akan "sangat khawatir dan prihatin" tentang wilayah hotspot itu.

Seorang pejabat NATO mengatakan kepada Newsweek bahwa NATO tidak akan mengubah operasi meskipun ada kekhawatiran ini.

"Kapal NATO secara rutin beroperasi di Laut Hitam, sesuai dengan hukum internasional,
biasanya berpatroli di sekitar dua pertiga perairan dalam setahun," kata pejabat itu.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com