Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Kudeta Sebuah Negara Dipicu Perintah Satu Orang Saja?

Kompas.com - 14/07/2021, 17:02 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Kalau revolusi mempersyaratkan banyak massa dan mengubah tatanan sosial, kudeta malah sebaliknya.

Hanya dengan kelompok kecil saja, kudeta bisa dilakukan.

Bahkan, hanya dengan satu sosok saja, kudeta bisa saja terjadi.

Seperti yang dilakukan Idi Amin, jenderal tertinggi Uganda yang akhirnya mencapai tampuk kekuasaan tertinggi pasca-mengudeta presiden.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Idi Amin Berkuasa di Uganda

Idi Amin awalnya adalah sosok pria sederhana.

Dirinya lantas naik pangkat militer menjadi jenderal tertinggi Uganda.

Amin awalnya adalah sekutu dekat Presiden Uganda Milton Obote.

Keduanya dikenal sebagai duo yang memimpin Uganda pasca-merdeka dari Inggris pada 1962.

Lalu, karena banyak sebab, kedua sosok ini mulai saling tidak mempercayai satu sama lain.

Baca juga: Pemilu Uganda, Diktator Yoweri Museveni Menang untuk Keenam Kalinya

Bahkan, sebelum berangkat untuk konferensi di Singapura, Presiden Obote diduga diam-diam memerintahkan penangkapan terhadap Amin.

Kabar ini pun bocor ke Amin, yang lantas menanggapinya dengan memindahkan pasukan ke ibu kota Uganda, Kampala, pada 25 Januari 1971.

Obote yang saat itu masih berada di luar negeri, tidak bisa berkutik.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Idi Amin, Diktator Militer Penjagal Uganda

Dengan menembakkan senjata otomatis dan mortir, anak buah Idi Amin dengan cepat menguasai bandara dan situs strategis lainnya di Uganda.

Kudeta Uganda pun resmi diumumkan melalui radio.

Sejarah pun berbalik arah.

Idi Amin akhirnya berhasil menguasai Ugandam. Sosok kontroversial ini pun langsung membantai sekitar 300.000 lawan politiknya selama delapan tahun pemerintahan diktatornya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com