Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Viral Video Gunung Emas di RD Kongo, Tambangnya Langsung Ditutup

Kompas.com - 12/03/2021, 17:52 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

LUHIHI, KOMPAS.com - Pihak berwenang di Republik Demokratik (RD) Kongo langsung menutup tambang emas, setelah viralnya video ribuan orang ramai-ramai menggali situs tersebut dengan sekop.

Melansir Reuters pada Kamis (4/3/2021), gunung emas itu terletak di desa Luhihi provinsi Kivu Selatan.

Penutupan tambang diumumkan oleh Menteri Pertambangan Kivu Selatan, Burume Muhigirwa pada Senin (1/3/2021).

Baca juga: Video Viral Adanya Gunung Emas di Kongo, Bagaimana Ceritanya?

Penyebabnya adalah tekanan berlebih pada desa kecil yang berlokasi sekitar 50 km dari ibu kota provinsi di Bukavu tersebut.

Meski viral pada awal Maret, penemuan bijih kaya emas di Luhihi itu terjadi pada akhir Februari.

Penambangan subsisten dengan mengekstraksi mineral memakai peralatan seadanya, adalah hal yang umum di negara yang dulu bernama Zaire tersebut.

Penambangan emas artisanal (dengan tangan) pun tersebar luas di bagian timur dan timur laut RD Kongo, negara yang terkenal sebagai penghasil emas.

Baca juga: Dubes Italia Ditembak Mati di RD Kongo, Istri: Dia Dikhianati

Keputusan Muhigirwa mengharuskan para penambang, pedagang, dan angkatan bersenjata RD Kongo (FARDC) untuk meninggalkan lokasi tambang di dalam dan sekitar Luhihi.

Semua kegiatan penambangan pun ditangguhkan sampai pemberitaan lebih lanjut.

kehadiran FARDC di lokasi tambang sebenarnya dilarang dalam kode penambangan RD Kongo.

Pelanggaran itu pun berkontribusi pada kekacauan di Luhihi, menurut dekrit Muhigirwa.

Menteri Pertambangan Kivu Selatan tersebut menambahkan, penangguhan penambangan akan memungkinkan pihak berwenang mengidentifikasi para penambang, dan memastikan mereka terdaftar di regulator pertambangan artisanal.

Baca juga: Logam Monolit Muncul di Republik Demokratik Kongo, Dihancurkan oleh Massa

Dekrit Muhigirwa menegaskan, ketertiban harus ditegakkan kembali di Luhihi.

"Tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga untuk memastikan emas yang diproduksi sesuai dengan hukum Kongo."

Kelompok ahli PBB untuk RD Kongo tahun lalu melaporkan, produksi emas di sana tidak dilaporkan secara sistematis.

Berton-ton logam mulai diselundupkan ke rantai pasokan global melalui negara-negara tetangganya di timur.

Baca juga: Tambang Emas di Kongo Longsor, 50 Orang Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com