Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencarian Google "Cara Pindah ke Kanada" Warnai Debat Perdana Pilpres AS

Kompas.com - 30/09/2020, 17:33 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

CLEVELAND, KOMPAS.com - Debat perdana Pilpres AS antara petahana Donald Trump dengan penantangnya dari Partai Demokrat, Joe Biden, diwarnai momen menarik di luar arena.

Yakni pencarian di Google di mana kata kunci "cara pergi ke Kanada" meningkat setelah agenda pertama yang berlangsung di Cleveland, Ohio.

Berdasarkan data yang dipaparkan Google, terdapat queri mengenai "bagaimana cara mendapatkan kewarganegaraan Kanada" meroket selama satu jam.

Baca juga: Momen Menarik Trump dan Biden Bersilat Lidah dalam Debat Pertama Pilpres AS 2020

Selama debat perdana Pilpres AS, pencarian itu begitu populer di negara bagian seperti Massachusetts, kemudian disusul Ohio dan Michigan.

Dilansir New York Post Selasa (29/9/2020), kata kunci mengenai "Negeri Mapple" lain seperti "Cara pindah ke Kanada" atau "pindah ke Kanada".

Begitu queri itu muncul, sejumlah netizen "Negeri Mapple" menyikapinya beragam, bahkan ada yang memberikan komentar lucu.

"Kami menyemangati kalian dari sisi perbatasan ini. Kalian bisa!" kata salah satu warganet. Ada juga pengguna media sosial yang menyikapi secara sinis.

"Maaf, kami sudah membangun tembok di perbatasan bagian selatan ini," jelas netizen lainnya sebagaimana diberitakan New York Post.

Baca juga: Cek Fakta: Trump Belokkan Pernyataan Biden Soal Lockdown Seluruh AS yang akan Tampar Ekonomi

Adapun debat antara Trump dan Joe Biden yang berdurasi lebih dari satu jam itu diwarnai dengan saling interupsi dan hinaan.

Berdasarkan sejumlah jajak pendapat, Biden memang unggul jauh dari presiden 74 tahun itu. namun sejumlah pakar menyebut rakyat AS yang menjadi korban.

Presenter BBC World News America Laura Trevelyan menuturkan, debat tersebut berlangsung secara "kacau, membingungkan, dan penuh pertarungan".

Trevelyan menyoroti bagaimana petahana mengabaikan aturan dengan menyerang rivalnya, sementara Biden sempat melontarkan kalimat kasar.

Baca juga: Debat Pilpres AS Panas dan Kacau! Trump Kerahkan Strategi Interupsi dan Bully untuk Cegat Biden

"Yang kalah adalah para pemilih yang berharap dan berusaha untuk meningkatkan level diskursus mereka," kata Trevelyan dalam ulasannya.

Belum lagi sejumlah rival "Negeri Uncle Sam" seperti China dan Rusia ikut menyoroti dan mengeluarkan ejekan atas debat perdana tersebut.

Seperti Pemimpin Redaksi Global Times Hu Xijin, yang dalam opininya menyebut Trump dan Biden jelas tidak menunjukkan bagaimana AS seharusnya bersikap dalam debat.

"Kekacauan di puncak politik AS mencerminkan perpecahan, kegelisahan masyarakat mereka, dan semakin cepat hilangnya keuntungan dari sistem politik AS," kata dia di Twitter.

Baca juga: Selama 90 Menit Debat Perdana Pilpres AS, Trump 73 Kali Menginterupsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com