BERLIN, KOMPAS.com - Jerman menyatakan, mereka punya "bukti tak terbantahkan" pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny diracun menggunakan racun saraf Novichok.
Temuan ini berlangsung dua tahun setelah senjata kimia era Uni Soviet juga ditemukan dalam tubuh Sergey Skripal, mantan agen ganda "Negeri Beruang Merah".
Saat ini selama dua pekan terakhir, Alexei Navalny masih terbaring koma di Berlin sejak dia kolaps di pesawat menuju Siberia, yang segera melakukan pendaratan darurat.
Baca juga: Usai Diracuni, Kondisi Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny Membaik
Jerman kemudian melontarkan kecaman atas upaya peracunan ini, dan meminta keterangan Rusia yang tegas membantah hendak membunuh Navalny.
"Dengan temuan ini, saya yakin Navalny adalah korban kejahatan. Dia hendak dibungkam dan saya mengecam keras atas hal ini," kata Kanselir Angela Merkel.
Merkel menerangkan, saat ini dia menunggu jawaban dari Kremlin atas upaya pembunuhan terhadap pemimpin oposisi paling berpengaruh itu.
Sementara Berlin tidak menunjuk Moskwa secara langsung, pernyataan lebih detil dilontarkan staf Navalny, Ivan Zhdanov dikutip Daily Mail Kamis (3/9/2020).
Zhdanov menerangkan racun saraf Novichok hanya bisa digunakan oleh institusi negara. Dia menuding badan intelijen Rusia, GRU dan FSB, bertanggung jawab.
Jerman menjelaskan, mereka akan melaporkan temuan mereka kepada Uni Eropa dan NATO, serta berkonsultasi untuk melancarkan "respons gabungan".
Baca juga: Dituduh Racuni Alexei Navalny, Kremlin: Omong Kosong
Pemerintah "Negeri Bir" juga bakal mengundang duta besar Rusia untuk mendengarkan hasilnya, setelah Moskwa tidak merespons temuan awal.
Rekan maupun sekutu Alexei Navalny menduga, dia diracun melalui teh yang diminumbya di Tomsk, beberapa saat sebelum dia naik pesawat.
Sementara mantan ilmuwan Soviet menyatakan para pembunuh kemungkinan masuk ke hotelnya, serta menaburkan racun tersebut di tubuhnya.
Setelah Navalny mengeluh sakit dan tumbang, pesawat segera melakukan pendaratan darurat di Omsk di mana dia dilarikan ke rumah sakit setempat.
Setelah itu pada akhir pekan, dia dipindahkan ke Berlin, di mana dokter Rumah Sakit Charite memberikan antidot atropine dan membuatnya koma.
Baca juga: Khawatir Pemerintah Rusia Mengintervensi, Alexei Navalny Diterbangkan ke Jerman
Dalam temuan awal, rumah sakit mengatakan uji klinis menunjukkan zat dari kelompok penghambat kolinesterase, yang digunakan dalam insektisida maupun racun saraf.