Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keadilan Mantan Budak Seks ISIS, Kisah Pengacara Perjuangkan Nasib Perempuan Yazidi

Kompas.com - 08/07/2020, 09:25 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

NEW YORK, KOMPAS.com - Rez Gardi menolak tawaran pekerjaan dengan gaji pemula 200.000 dollar AS, atau sekitar Rp 2,9 miliar per tahun. Ia memiliki tujuan lain.

"Di tengah lautan godaan gaji besar dan pekerjaan korporasi yang bagus, saya harus terus mengingatkan diri saya bahwa saya memiliki tujuan hidup yang lebih besar ketimbang hidup mewah," kata Rez Gardi kepada BBC.

"Saya mengambil jurusan hukum karena sebuah alasan tertentu....Saya ingin memahami kekuatan hukum untuk membuat sebuah perubahan yang positif," katanya.

Baca juga: Bocah 9 Tahun Diperkosa dan Dijadikan Budak Seks oleh ISIS

Rez turut memperjuangkan keadilan bagi perempuan yang telah diculik, dijual, dan diperkosa secara sistematis oleh kelompok yang menyebut diri Negara Islam atau ISIS. Ini adalah tujuan hidup pribadi yang signifikan baginya.

"Orang tua saya kabur dari wilayah ini dan membawa saya ke sisi lain dunia, tapi saya masih bisa kembali ke tempat awal mula mereka."

Tumbuh dengan ketidakadilan

Rez lahir di sebuah kamp pengungsi di Pakistan pada 1991. Orang tuanya adalah suku Kurdi dari Irak, dan ia tumbuh besar dengan mendengar kisah-kisah anggota keluarga, tetangga, dan teman-temannya yang hilang selama rezim Saddam Hussein.

Ketika ia berusia tujuh tahun, keluarganya pindah ke Selandia Baru. Ia selalu berprestasi dalam pendidikannya dan tahun lalu lulus dari Sekolah Hukum Harvard di Amerika Serikat.

"Saya dilahirkan dalam sebuah keadaan yang membuat saya tertarik kepada kesetaraan, keadilan, dan hak asasi manusia," katanya. "Saya telah mengalami dan menyaksikan ketidakadilan dan penyangkalan terhadap hak asasi manusia jauh sebelum saya mengetahui apa arti konsep tersebut."

Baca juga: Perempuan Yazidi Ini Hadapi Anggota ISIS yang Jadikan Dia Budak Seks

"Saya bisa menjadi korban"

Kini ia giat mengumpulkan kesaksian atas ketidakadilan yang terjadi di bagian utara Irak, dekat dengan lokasi kejahatan yang terjadi pada tahun 2014.

Ketika tentara ISIS meraih kekuasaan di wilayah tersebut, mereka mengasingkan kelompok etnis religius Yazidi untuk alasan tertentu.

Yazidi adalah komunitas yang sudah terbentuk sejak lama dengan anggota sekitar setengah juta orang. Kelompok IS menganggap mereka sesat dan bahkan bukan manusia.

Serangan cepat yang dilancarkan militan ISIS membuat ribuan warga desa yang ketakutan lari ke dekat Gunung Sinjar.

Ratusan orang berlindung di sisi pegunungan, namun banyak orang yang meninggal karena temperatur udara yang panas.

Baca juga: Anak dari Perempuan Yazidi yang Diperkosa Anggota ISIS Tak Diterima di Irak

Pria muda Yazidi, yang dianggap mampu berperang, ditangkap dan langsung dieksekusi. Laporan yang dirilis London School of Economics tahun lalu memperkirakan sebanyak "10.000 orang Yazidi dibunuh atau diculik dalam serangan tersebut."

Hidup layaknya neraka dialami oleh perempuan dan anak perempuan yang ditangkap ISIS.

"Ketika saya duduk di depan seorang penyintas dan mendengarkan kisah mereka, saya merasakan kesedihan yang luar biasa karena mereka harus melalui ini semua dan saya merasa sangat marah."

Kebuasan ISIS membuat Rez sangat terkejut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com