Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Lockdown, Kekerasan Seksual Terhadap Anak Secara Online Berpotensi Meningkat

Kompas.com - 28/05/2020, 14:49 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Newsweek

LONDON, KOMPAS.com - Angka kasus kekerasan seksual dan eksploitasi anak secara online diperkirakan Layanan Kepolisian Metropolitan Inggris (the Met) bisa meningkat, imbas dari lockdown akibat virus corona.

Pihak the Met melaporkan angka kasus di London dan mengatakan, Unit Pelanggaran dan Eksploitasi Anak Online (OCSAE) telah menangkap 45 tersangka pelanggar dan melindungi hampir 100 anak selama empat pekan masa lockdown di Inggris.

Pasukan kepolisian juga mengatakan bahwa statistik menunjukkan sebanyak 92 anak telah dilindungi dan 68 tuntutan diadili antara 23 Maret ketika pemerintah Inggris mengumumkan lockdown sampai 23 April lalu.

Rata-rata 10 investigasi langsung diluncurkan setiap minggu sebagai hasil dari 45 penangkapan selama periode yang sama.

"Internet bisa menjadi ruang besar bagi anak muda untuk saling terhubung, bersosialisasi dan belajar namun juga bisa digunakan para pelanggar sebagai tempat untuk berhubungan dengan anak-anak dan melakukan tindak pelanggaran serius seperti perbuatan pedofil, kekerasan dan pelanggaran lain," ungkap detektif pengawas Helen Flanagan.

Baca juga: Kasus Kekerasan Rumah Tangga di Australia Meningkat Terkait Virus Corona

"Aturan batasan (lockdown) membuat penggunaan internet meningkat termasuk anak-anak yang mengerjakan rugas sekolah atau menghibur diri mereka sementara orangtua dan pengasuh mereka sedang sibuk, dan mau tak mau ada lebih banyak predator seksual online yang mencari target dan melakukan aksinya pada anak muda."

Penggunaan internet yang meningkat ini juga memungkinkan orang-orang untuk melakukan hal-hal ilegal.

Donald Findlater, direktur Stop It Now ! sebuah badan amal perlindungan anak mengatakan, "Kami telah melihat peningkatan penggunaan situs-situs porno selama lockdown dan kami tahu ini bisa menjadi tanda bagi beberapa kriminal untuk melakukan tindak pelanggaran terhadap anak,"

"Orang tua dapat membantu mengatasi hal ini dan berpikir tentang apa yang dilakukan anak-anak mereka ketika mereka diam di kamar mereka, karena kurangnya pengawasan dapat membuat mereka lebih rentan secara online."

Flanagan sangat ingin menekankan bahwa meski pun data untuk bulan pertama sejak lockdown menunjukkan bahwa "angka untuk catatan pelanggaran dan rujukan tetap stabil atau turun sejak Inggris terkena Covid-19", dia berharap bahwa "setiap peningkatan pelanggaran yang terjadi sekarang tidak akan tercermin dalam angka resmi hingga bulan-bulan mendatang."

Baca juga: Paus Fransiskus Doakan Para Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Selama Lockdown

Meski begitu, dia juga mengatakan bahwa aturan lockdwon yang telah menyebabkan peningkatan penggunaan internet, tetap akan meningkatkan potensi bahaya serius.

Flanagan juga meminta orang tua untuk lebih waspada selama lockdown dengan berbincang dengan anak-anak mereka tentang dengan siapa mereka berbicara, aplikasi apa yang mereka gunakan dalam sebuah percakapan santai dan mendukung anak.

Hal itu akan membuat anak merasa bisa mendatangi orangtua dan berbicara tentang keluh kesah mereka.

Flanagan berkata, "Jika anak tidak merasa nyaman akan sesuatu, atau jika mereka didekati oleh seseorang dan mereka khawatir tentang itu, (mereka bisa) datang dan berbicara dengan Anda."

"Anak-anak jelas akan online lebih banyak, saya pikir tidak hanya melalui pendidikan tetapi melihat jejaring sosial karena mereka belum dapat melihat langsung teman-teman mereka," ungkap Flanagan lagi.

Flanagan juga mengatakan bahwa jika orang tua menemukan gambar yang telah dikirim kepada anak mereka (dan mencurigakan) maka mereka dapat menandai gambar itu sesegera mungkin dengan menghubungi 101 dan memberi tahu polisi.

Baca juga: May Lee Blak-blakan Bicara Kasus Dugaan Kekerasan terhadap Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com