Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Tak Akan Batasi Jumlah Pasokan Alat Medis ke Berbagai Negara

Kompas.com - 06/04/2020, 09:17 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber CNN,AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China mengatakan tidak akan membatasi jumlah pasokan alat medis yang di kirim ke berbagai negara yang sedang melawan virus corona. 

Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan Internasional, Jiang Fan pada konferensi pers Minggu (5/4/2020).

"Kami tidak akan melupakan banyak negara yang telah membantu kami di awal wabah yang melanda negeri kami," ucap Jiang Fan.

"Sebagaimana kasus infeksi dalam negeri (China) sudah berkurang, namun penyebarannya berlanjut secara global, kami ingin menyediakan bantuan dan dukungan yang relevan bagi banyak negara dan wilayah."

Baca juga: Pria Ini Ditembak Mati di Filipina karena Remehkan Aturan Saat Wabah Virus Corona

China telah jual masker sejumlah hampir empat miliar

Sejak Maret kemarin, China diketahui telah menjual hampir empat miliar masker ke berbagai negara berdasarkan laporan seorang pejabat China pada Minggu (5/4/2020).

Kasus infeksi di China diketahui telah berkurang. Pemerintah China kemudian mendesak pabrik domestiknya untuk meningkatkan produksi pasokan alat medis karena wabah yang telah membunuh lebih dari 60 ribu orang di seluruh dunia menghadapi kekurangan Alat Pelindung Diri (APD).

Melansir media Perancis AFP, China sejauh ini telah mengekspor 3,86 miliar masker, 37,5 juta perlengkapan pakaian pelindung, 16.000 ventilator dan 2,84 juta peralatan tes virus Covid-19 sejak 1 Maret 2020.

Laporan itu disampaikan oleh pejabat bea cukai Jin Hai, yang mengatakan pengiriman itu berikut pesanan ke lebih dari 50 negara.

Baca juga: Sempat Bilang Persediaan Penuh, Trump Kini Akui Kemungkinan Kekurangan Ventilator

Nilai ekspor pasokan alat medis China saat itu bernilai 1,4 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 23 triliun. Namun, banyak negara seperti Belanda, Filipina, Kroasia, Turki dan Spanyol telah mengeluhkan produk medis tersebut kurang lancar dalam pengiriman atau dalam kondisi rusak.

Pekan lalu, pemerintah Belanda menarik 600.000 masker medis dari 1,3 juta yang dikirim China karena tidak memenuhi standar kualitas.

Pihak China mengatakan kalau pabrik mereka menyatakan dengan jelas bahwa masker-masker tersebut adalah masker non-bedah (non-surgical mask).

Spanyol juga menolak ribuat alat tes virus yang dikirim oleh China yang dianggap tidak layak setelah menemukan alat-alat tersebut tidak dapat digunakan pada pekan lalu.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Taiwan Tawarkan Bantuan Medis, China Marah | Kakek Ini Alami Wabah Flu Spanyol, 2 Perang Dunia, dan Wabah Corona

Pejabat China membalas laporan tersebut dengan mengatakan, "mereka tidak mencerminkan fakta secara lengkap."

"Pada kenyataannya ada berbagai faktor, seperti China memiliki standar yang berbeda dan kebiasaan penggunaan yang berbeda dengan negara lain.

Bahkan penggunaan yang tidak tepat dapat menyebabkan keraguan atas kualitas," kata Jiang Fan.

Komentar itu disusul oleh pernyataan dari juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, yang selama sepekan terakhir telah berulang kali mendesak media Barat untuk tidak "mempolitisasi" atau "mengacaukan" masalah ini.

Awal pekan ini, Beijing memperketat peraturan untuk peralatan medis yang diekspor. Mereka mensyaratkan produk untuk memenuhi standar lisensi domestik dan negara tujuan mereka.

Berdasarkan laporan pejabat Administrasi Produk Medis Nasional China, Zhang Qi, China juga telah meningkatkan kapasitas produksi alat pengujian atau alat tes virus Covid-19 menjadi lebih dari empat juta per hari.

Baca juga: Korea Selatan Umumkan Perpanjangan Social Distancing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Global
Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Internasional
OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

Global
Demo Perang Gaza di Kampus AS, 'Deja Vu' Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Demo Perang Gaza di Kampus AS, "Deja Vu" Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com