Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Latte Art Pakai Susu Sapi vs Susu Plant Based, Apa Bedanya?

Kompas.com - 25/05/2024, 11:37 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seni menghias kopi atau akrab disebut dengan latte art, belakangan ramai diminati oleh masyarakat. Ini dapat dilihat dari ramainya kedai kopi kekinian yang menghadirkan beragam gambar latte.

Menurut penjelasan M. Ramadhany Syahfitrah, sebagai Coffee Specialist sekaligus Active Member of Official Barista Indonesia, latte art mulanya ditemukan oleh dua orang pria yang menyukai seni di atas kopi.

Mereka ialah David Schomer, seorang pria asal Amerika Serikat, dan Luigi Lupi asal Italia. Keduanya tercatat menemukan latte art dalam waktu yang hampir bersamaa, yakni pada pertengahan 1980-an.

Baca juga: 3 Cara Membuat Latte Art, Bikin Kopi Kekinian Ala Barista

Latte art terjadi karena bantuan susu yang dipanaskan dengan steamer, dan membentuk microfoam,” kata Fitrah saat kelas Latte Art pada acara Jakarta Vegetarian Week 2024 di Emporium Mall Pluit, Jakartra Utara, Jumat (24/5/2024).

Ia melanjutkan, susu yang dipakai terdiri dari lemak, gula, dan protein. Ketika susu diuapkan, maka lemak akan mengurai dan memecah gula yang ada di dalamnya.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Foodplace (@my.foodplace)

Susu berbentuk foam yang dituang ke dalam espresso dan dibentuk berbagai desain oleh barista ini lah yang kemudian disebut latte art.

Kini, susu yang digunakan untuk membuat latte art tidak hanya sebatas susu sapi, tetapi ada pula susu berbahan plant based. Biasanya, susu jenis ini dipakai oleh konsumen vegetarian ataupun vegan.

Lalu apakah ada perbedaan membuat latte art menggunakan dua jenis susu yang berbeda?

Perbedaab pada kadar lemak

Menurut Fitrah, kedua jenis susu ini sudah berbeda dari jenis bahan. Susu sapi menggunakan bahan hewani, sementara susu plant based seperti oat menggunakan bahan nabati.

“Lemaknya sangat berpengaruh ketika kita men-steam susu,” katanya.

Proses steam susu untuk membuat latte art saat acara Jakarta Vegetarian Week 2024 di Emporium Mall Pluit, Jumat (24/5/2024). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Proses steam susu untuk membuat latte art saat acara Jakarta Vegetarian Week 2024 di Emporium Mall Pluit, Jumat (24/5/2024).

Ia menambahkan, proses pembuatan latte art menggunakan susu dari lemak nabati biasanya lebih rumit dibanding menggunakan susu dari lemak hewani.

Pasalnya, kadar lemak pada susu hewani cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kadar lemak pada susu nabati. Hal ini akan berpengaruh terhadap bentuk busa yang dihasilkan usai susu diuapkan.

Baca juga: Kompetisi Latte Art untuk Bangkitkan Industri Wisata Kopi di Salatiga

“Biasanya, kalau menggunakan lemak nabati, agak tricky, busanya tidak sebagus kalau kita menggunakan lemak hewani,” kata Fitrah.

Meskipun demikian, pilihan jenis susu dapat dikembalikan kepada minat konsumen. Bila konsumen tidak mengonsumsi lemak hewani, maka dapat menggantinya dengan lemak nabati dari susu plant based.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com