Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UNY: Orangtua Jangan Paksa Anak Pilih Jurusan Tertentu

Kompas.com - 15/02/2024, 09:23 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru atau SNPMB sudah dibuka bagi siswa kelas 12 baik di jenjang SMA/SMK/sederajat.

Selama masa pendaftaran kuliah, banyak orangtua yang ikut memantau pilihan jurusan anak-anak mereka.

Hal ini menjadi perhatian pemerhati pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Dr. Das Salirawati.

Menurutnya pada bulan-bulan ini siswa SMA/SMK dan MA mulai berpikir dan menimbang-nimbang mau meneruskan kuliah dimana dan pada jurusan atau program studi apa.

"Di saat-saat seperti ini peran orangtua sangat dituntut agar anak tidak kebingungan dan juga dapat diarahkan," katanya, dari rilis resmi UNY.

Baca juga: Cara Cek Desil 1, 2, dan 3 buat Daftar KIP Kuliah 2024

Menurutnya, hal terpenting adalah orangtua jangan terlalu mendikte atau bahkan menekan anak untuk masuk universitas atau perguruan tinggi pada jurusan tertentu. Karena hal ini sangat fatal bagi perkembangan mental anak.

Dosen Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY tersebut menunjukkan fakta bahwa banyak anak yang mengalami stres bahkan depresi yang penyebabnya sebagian besar akibat paksaan orangtua untuk meneruskan kuliah di program studi tertentu di perguruan tinggi tertentu.

"Secara psikologis ada beberapa macam penyebab. Misalnya obsesi orangtua yang sangat mendambakan anaknya menjadi sarjana tertentu, atau cita-cita orangtua dahulu yang tidak kesampaian lalu anak dijadikan sasaran untuk dapat mewujudkan cita-cita tersebut. Ini keliru," tegas Das Salirawati.

Tips bantu anak pilih jurusan

Das Salirawati memberikan kiat bagi orangtua agar bisa mengurangi tingkat stres anak dalam menghadapi kebingungan memilih program studi di perguruan tinggi. Diantaranya pilihlah jurusan yang memiliki prospek kerja yang tinggi dan luas.

"Carilah informasi sebanyak mungkin melalui internet atau media lain," ujarnya.

Baca juga: Ketua SNPMB: Siswa Bisa Lolos SNBP 2024 Tergantung Rekam Jejak Sekolah

Orangtua perlu diskusi dengan anak. Misalnya, melihat keketatan persaingan dan kemungkinan peluang diterimanya, karena biasanya peminat sangat banyak.

Orangtua dan anak perlu juga membahas tentang kebutuhan tenaga kerja lulusannya oleh suatu institusi atau perusahaan. Sehingga kemungkinan dapat masuk bekerja di sana.

Kiat berikutnya dari dosen UNY ini adalah pertimbangkan kemampuan akademis (kecerdasan intelektual), biaya, dan mental anak.

Jangan sampai dari segi kecerdasan sudah tidak memadai, tetapi orangtua memaksakan anak memilih jurusan atau prodi tertentu sebagai ambisi atau obsesi orangtua semata.

"Demikian juga kemampuan biaya atau finansial, apakah kira-kira mampu membiayai sampai lulus atau tidak. Seyogyanya orangtua juga dapat mengukur kemampuan diri, jangan hanya karena gengsi," papar Das Salirawati.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com