Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Najeela Shihab, Bangun Sekolah "Blended Learning" Pertama di Indonesia

Kompas.com - 07/02/2024, 13:27 WIB
Sania Mashabi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Praktisi pendidikan Najeela Shihab menjadi salah satu pendiri sekolah blended learning pertama di Indonesia yakni Sekolah Murid Merdeka (SMM).

Blended learning adalah metode pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tatap muka dan daring untuk para siswanya.

Najeela mendirikan SMM pada tahun 2019 untuk menjawab semua kegelisahan akan terbatasnya akses sekolah berkualitas dan terjangkau oleh murid.

Baca juga: Sekolah Murid Merdeka dan Gramedia Buka 8 Sekolah di Jabodetabek

"Awal mulanya dari cita-cita untuk membuat bentuk persekolahan alternatif yang memang kurikulumnya inovatif dan bisa memberikan fleksibilitas pada anak-anak," kata Najeela di Menara Kompas, Senin (5/2/2024).

Saat berupaya membangun SMM, Najeela merasa perlu ada sistem pembelajaran yang berbeda untuk mengakomodir kemampuan serta minat dan bakat masing-masing anak.

Hingga akhirnya Najeela memberanikan diri membuka SMM. Namun karena terhalang pandemi Covid-19 proses pembelajaran di SMM harus dilakukan secara online.

"Kami berhasil menjalankan pembelajaran jarak jauh, begitu pandemi berakhir kami mulai membuka HUB untuk pertemuan-pertemuan tatap muka di berbagai kota," ujarnya.

Perjalanan menantang

Dalam perjalanan mengembangkan SMM, Najeela mengaku sangat tertantang karena meskipun sudah memiliki latar belakang pendidikan, Najeela masih harus belajar lagi mengenai teknologi.

Baca juga: Beasiswa S2 Ajinomoto 2024 Kuliah Gratis ke Jepang, Tunjangan Rp 228 Juta

Sebab, SMM adalah sekolah dengan metode pembelajaran blended learning yang menggabungkan sistem pembelajaran online dan offline.

"Buat aku yang latar belakangnya pendidikan itu jadi pengalaman kolaborasi dan pengalaman luar biasa," ungkapnya.

"Untuk tahu sebenarnya apa sih yang efektif di platform teknologi, konten seperti apa yang bisa mendukung anak enggak cuman nonton video pembelajaran, tapi harus paham juga," lanjut Najeela.

Saat membangun SMM Najeela juga sering kali mendapatkan pertanyaan-pertanyaan mengenai keefektifan metode pembelajaran blended dari banyak pihak.

Kendati demikian, hal itu tidak membuat Najeela mundur untuk membangun SMM karena ia merasa setiap orang berhak memilih metode pembelajaran seperti apa yang ingin diterapkan orangtua pada anak mereka.

Baca juga: Najelaa Shihab: Orang Tua Tidak Memberi Anaknya Kesempatan Salah

"Banyak yang mempertanyakan itu ada. Tapi saya selalu merasa, kan kita memilih sekolah di mana, sama memilih rumah kedua untuk anak-anak kita," tuturnya.

"Kita harus lihat sebenarnya tujuan pengasuhan kita itu apa. Dan kemudian kita lihat tujuan pendidikan yang ingin ditumbuhkan di sekolah itu apa? selaras apa enggak," pungkas Najeela.

SMM kini sudah memiliki total 6.000 siswa mulai dari jenjang PAUD hingga SMA yang tersebar di HUB berbagai kota di Indonesia, SMM juga udah tiga kali meluluskan para siswanya ke perguruan tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com