Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Keracunan Makanan, Dosen UMM Sarankan Banyak Minum Air Putih

Kompas.com - 19/01/2024, 14:55 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Jika salah memilih makanan, maka bisa menyebabkan keracunan bagi seseorang, bahkan berujung kematian jika tidak segera ditangani.

Dosen Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Indah Dwi Pratiwi mengatakan, penting untuk berhati-hati saat memilih makanan. Sebab, keracunan makanan bisa disebabkan oleh hal-hal kecil yang tidak disadari.

Baca juga: Sayur Organik Bisa Berpotensi Tidak Sehat, Ini Penjelasan Dosen UMM

"Pemicu bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti makanan yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, parasit, makanan yang sudah kadaluasa, proses pembuatan yang kurang higienis, dan proses pengolahan makanan yang kurang memperhatikan kebersihan," kata Indah dilansir dari laman UMM, Jumat (19/1/2024)..

Dia mengaku, orang dewasa dengan daya tahan tubuh atau imunitas yang baik akan lebih kuat menghadapi zat asing ini.

Hal ini berbeda dengan tiga golongan lainnya, yakni bayi, lansia (65 tahun ke atas), dan orang dengan kondisi imunitasnya rendah. Karena, keracunan makanan dapat menyebabkan efek negatif dan fatal bagi mereka.

Indah mengungkapkan, gejala saat seseorang keracunan makanan secara umum adalah pusing, lemas, mual, muntah, dan diare.

Jika mengalami hal ini, penanganan awal yang dapat dilakukan adalah memastikan semua makanan yang terpapar bakteri tersebut keluar dari tubuh.

"Tubuh secara otomatis mempunyai mekanisme untuk mengeluarkan zat yang tidak seharusnya ada di dalam tubuh. Proses pengeluaran inilah harus disupport dengan minum air yang banyak, istirahat yang cukup," jelas dia.

Baca juga: Ini 5 Cara agar Resolusi 2024 Berhasil Dilakukan ala Dosen UMM

"Saat gejalanya sudah mulai reda, sebaiknya tidak makan makanan yang mengandung iritatif. Sebaiknya mengkonsumsi makanan sejenis roti atau crackers terlebih dahulu," tambah dia.

Untuk pasien yang tidak bisa mentoleransi rasa mual, maka memberikan obat anti mual merupakan langkah yang tepat, agar orang tersebut memperoleh rasa nyaman.

Namun kembali lagi, bahwa mual dan muntah adalah proses pengeluaran bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Maka hal itu adalah umum terjadi.

Dia menambahkan, dari banyaknya kasus kematian karena keracunan makanan itu bukan disebabkan oleh bakterinya, tapi karena dehidrasi yang tidak tertolong.

Baca juga: Dosen Fikes UMM: Konsumsi MSG Tak Bahaya Asalkan Sesuai Takaran Ini

"Tidak ada perganian cairan tubuh, terutama pada golongan bayi, lansia, dan orang yang imunitasnya rendah. Maka dari itu memastikan untuk hidrasi tubuh saat mengalami keracunan makanan adalah aspek penanganan yang paling penting," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com