Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembicara Mensa Asia Pasifik 2023 di Bali, Mischka dan Devon Berbagi Wawasan Peluang dan Tantangan AI

Kompas.com - 07/11/2023, 14:24 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Mischka Aoki (15) dan Devon Kei Enzo (13), kakak-beradik berprestasi menjadi pembicara di acara tahunan Pertemuan Mensa Asia-Pasifik 2023 di Bali pada 3 November 2023.

Sebelumnya, Mischka dan Devon dilantik menjadi “Friends of Mensa” pada Agustus 2023 oleh Mensa Indonesia dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai yang diusung Mensa kepada masyarakat luas.

Mensa sendiri adalah sebuah komunitas internasional yang menghimpun individu dengan kemampuan intelektulitas luar biasa atau IQ di atas rata-rata.

Pertemuan Mensa Asia Pasifik 2023 kali ini, diselenggarkan Mensa Indonesia sebagai wadah para anggota Mensa berkumpul, berdiskusi, serta berkontribusi dalam topik-topik terkini dunia.

Dihadiri lebih dari 200 anggota Mensa dari seluruh dunia, Mischka dan Devon menjadi pembicara termuda dalam acara tahunan Pertemuan Mensa Asia Pasifik 2023 ini.

Baca juga: Unair Torehkan Prestasi Baru, 6 Jurnal Ilmiahnya Sukses Terindeks Scopus

Tema yang diangkat adalah Artificial Intelligence (AI). Pembahasan teknologi kekinian yang sangat terkoneksi dengan kehidupan sekarang. Melalui momen Pertemuan Mensa Asia Pasifik 2023, Mischka dan Devon membawa generasi muda lebih bersahabat lagi dengan AI.

Berdampingan dengan AI

Melalui pidato From Judgment Day to a Brighter Tomorrow: Overcoming Fear in AI Evolution, Mischka dan Devon berbagi wawasan seputar AI.DOK. PRIBADI/MISCHKA DEVON Melalui pidato From Judgment Day to a Brighter Tomorrow: Overcoming Fear in AI Evolution, Mischka dan Devon berbagi wawasan seputar AI.

Melalui pidato "From Judgment Day to a Brighter Tomorrow: Overcoming Fear in AI Evolution", Mischka dan Devon berbagi wawasan seputar AI dan menjadikan topik Artificial Intelligence (AI) lebih mudah dipahami.

Mischka dan Devon memaparkan pandangannya, bagaimana manusia dapat hidup bersisian dengan teknologi ini, tanpa merasa terancam dan takut.

Selain itu, mereka juga memaparkan bagaimana menghadapi tantangan serta perkembangan AI ke depan karena dalam setiap perkembangan baru, pasti ada plus dan minusnya. Selalu ada sisi positif dan negatif.

"Saya menghargai kemudahan yang kita bisa dapatkan dengan adanya AI dalam hidup kita. Kemajuan ini telah mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi dan meningkatkan produktivitas rutinitas kita setiap harinya," ungkap Mischka.

Mereka juga mengingatkan kita harus tetap bisa waspada dan memastikan AI tidak disalahgunakan.

"The key is that development and guidance are essential for both humans and AI. Secanggih apapun, teknologi tetaplah teknologi, terciptanya juga dari tangan manusia. Pada akhirnya, masa depan AI ditentukan oleh tangan-tangan yang membuat dan menggunakannya," jelas Devon.

"Untuk memastikan hidup berdampingan secara harmonis, kita harus menetapkan batasan dan peraturan yang tepat,” ujar Devon menambahkan.

"AI is already here, and it's here to stay. Tak terelakkan, AI memang sudah hadir di tengah-tengah kita, dan akan terus ada. Selagi kita terus memanfaatkan kemampuannya, kita harus tetap bisa menerapkan batasan dan peraturan yang diperlukan, supaya bisa menjaga dari penyalahgunaan," ujar Mischka.

Baca juga: Dies Natalis Ke-69, UM Toreh Prestasi di Kancah Internasional

"Fear should not dictate our relationship with AI. Rather, it should be mutual respect and responsibility that guides us into this promising technological future (Ketakutan seharusnya tidak menentukan hubungan kita dengan AI. Sebaliknya, hubungan saling menghormati dan bertanggung jawab akan membimbing kita ke masa depan teknologi yang menjanjikan ini)," jelas Devon.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com