Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Shakila, Berhasil Masuk Kedokteran Unair Setelah 15 Kali Gagal

Kompas.com - 09/08/2023, 09:02 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Berjuang hingga titik darah penghabisan, itulah semangat yang membawa Shakila Putri Ryanda berhasil diterima dan menjadi mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair).

Shasa, panggilan akrabnya, berhasil diterima di FK Unair lewat jalur tes mandiri setelah menghadapi penolakan sebanyak 15 kali dari berbagai kampus dan institusi lain.

Shasa juga sempat viral di TikTok karena unggahan yang menceritakan tentang kegagalannya itu dan perjalanannya hingga diterima sebagai mahasiswa kedokteran.

Baca juga: Kisah Raeni, Anak Pengayuh Becak Peraih KIP Kuliah, Kini S3 di Inggris

Usaha tidak menghianati hasil

Ketekunan dan semangat pantang menyerah adalah dua hal utama yang memotivasi Shasa untuk tetap berjuang.

Ia percaya kalau usaha tidak akan menghianati hasil dan yakin bahwa Tuhan memiliki rencana baik yang mungkin belum terungkap.

“Saya lalui dengan banyak jatuh bangunnya. Proses ini mengajarkan saya untuk berjuang sampai titik darah penghabisan,” ujar Shasa yang merupakan alumni dari SMAN 28 Jakarta, dalam keterangan resmi Unair, Selasa (8/8/2023).

Menjadi seorang dokter yang mampu memberikan dampak besar bagi kemanusiaan merupakan impian Shasa sejak kecil.

Mimpi itu menjadi pendorong untuk terus maju dan tidak menyerah.

“Diterima di FK unair adalah hadiah terbaik bagi saya karena mengajarkan kesabaran, kegigihan, dan keikhlasan,” tambahnya.

Program Kapal Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga yang ada di FK Unair, ternyata menjadi magnet bagi Shasa untuk berjuang masuk kedokteran.

Baca juga: Kisah Indah, Anak Buruh Diterima di UGM dengan Beasiswa 100 Persen

Program tersebut sejalan dengan inspirasi Shasa dari salah satu dokter yang menginspirasinya yaitu Rumah Sakit Apung milik dr. Lie Dharmawan.

Menurutnya, program RSTKA Unair memungkinkan dirinya untuk mewujudkan aksi sosial dalam membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses kesehatan.

Perjalanan baru akan dimulai

Shasa menyadari bahwa menjadi mahasiswa kedokteran akan membawa tantangan dan tuntutan akademis yang tinggi. Perjalanannya untuk meraih gelar dokter baru akan dimulai.

Namun, dia memiliki strategi khusus untuk menghadapi tekanan belajar dan tetap menjaga keseimbangan dalam kehidupannya.

“Pengalaman selama proses seleksi mengajarkan saya cara mengatur waktu dengan bijaksana,” ungkap Shasa.

Baca juga: Kisah Guru Isdiarto, Seberangi 5 Muara dan Jalan Berlumpur demi Mengajar

Prioritas utamanya adalah belajar, karena ia menganggapnya sebagai kebutuhan. Setelah itu, ia memberikan waktu untuk bermain dengan teman, menyalurkan hobi, dan hal-hal lain sebagai bentuk self-reward atas kerja kerasnya.

Dengan menerapkan pendekatan work-life balance, Shasa merasa bahwa ia mampu mengurangi tekanan dan risiko kelelahan saat belajar.

Ke depannya, ia memiliki impian untuk melanjutkan studi di bidang Spesialis Psikiatri yang terakreditasi unggul di FK Unair guna meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental di Indonesia.

Ia ingin mengabdikan diri dalam memberikan layanan kesehatan yang lebih holistik dan menyeluruh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com