Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/06/2023, 12:17 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan dua guru besar baru di Gedung Samantha Krida UB, pada Senin (19/6/2023).

Mereka yang dikukuhkan adalah Prof. Rachmat Kriyantono sebagai Guru Besar bidang Ilmu Hubungan Masyarakat pertama dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Prof. Surjono dari Fakultas Teknik (FT) untuk Guru Besar bidang Ilmu Perencanaan Kota.

Baca juga: Di Mana Melihat Pengumuman UTBK SNBT 2023? Catat Link dan Jamnya

Prof. Rachmat Kriyantono dikukuhkan sebagai guru besar aktif ke-2 di FISIP, guru besar aktif ke-166 di UB, serta menjadi guru besar ke-312 yang telah dihasilkan oleh UB.

Prof. Surjono dikukuhkan sebagai guru besar aktif ke-16 di FT, guru besar aktif ke-167 di UB, serta menjadi guru besar ke-313 yang telah dihasilkan oleh UB.

Prof. Rachmat Kriyantono dalam orasi ilmiahnya memaparkan penelitian tentang Penerapan Model Excellence Plus pada Humas Pemerintah.

Model tersebut bermanfaat mengembangkan praktik Humas Pemerintah agar bisa melaksanakan fungsinya sebagai penanggung jawab sistem komunikasi lembaga dalam menunjang pelayanan publik di era digital.

Model Excellence Plus bermakna bahwa Humas dianggap bagian dari kelompok berpengaruh di staf (Bukan hanya di level manajerial). Humas dipercaya untuk menyampaikan aspirasi dan keluh kesah para staf di level menegah dan bawah agar disampaikan kepada pimpinan.

Dia mengatakan dalam model tersebut menganbkat prinsip akomodatif dan advokasi dari Teori Contingency of Accommodation dan prinsip kearifan lokal sebagai cara menjalankan fungsi dan peran Humas.

"Agar makin menguatkan Humas pemerintah, maka disarankan Model Excellence Plus harus diimbangi dengan persepsi pimpinan yang positif terhadap fungsi dan peran Humas," kata dia dalam keterangannya dikutip dari laman UB, Selasa (20/6/2023).

Sinkronisasi antar peraturan Humas pemerintah lintas sektor harus dilakukan sehingga tidak terjadi degradasi Humas pemerintah.

Prof Rachmat berharap, agar profesi Humas diperkuat eksistensinya di lembaga pemerintah dengan cara mengadopsi prinsip-prinsip Ilmu Humas secara lebih baik.

Sementara Prof. Surjono dalam disertasinya berjudul Perencanaan Kota Paripurna (PKP) berbasis wise city memaparkan perencanaan kota dari yang sifatnya teknokratis menuju kota paripurna yang arif, yaitu yang menyeimbangkan aspek material dan spiritual.

Baca juga: Wisuda TK-SMA Sebaiknya Dihapus? Dosen UM Surabaya Beri Alternatif Ini

Sedikit berbeda dari model-model perencanaan kota berkelanjutan, yang mengintegrasikan matra sosial, ekonomi, dan lingkungan, model PKP melihat posisi kesejahteraan material dan spiritual sebagai tubuh dan roh kota.

Sehingga PKP mengintegrasikan tiga matra yaitu lingkungan alam, lingkungan binaan, dan lingkungan manusia.

Menurut dia, terdapat empat fase menuju kota paripurna yaitu pengentasan kemiskinan, peningkatan ketahanan, peningkatan kelayakhunian, dan peningkatan kebahagiaan.

"Kekuatan dari PKP ini lebih responsif terhadap aspek kebahagiaan yang hakiki meliputi material dan spiritual sebagai outcome pembangunan kota, sesuai dengan kultur bangsa yang berketuhanan, dan membuka ruang kajian yang luas di masa depan. Kelemahannya adalah sulitnya mengukur apalagi menetapkan standar kebahagiaan spiritual komunitas yang majemuk dan komplek," jelas dia.

Sebagai suatu organisma, roh dari kota adalah manusia sebagai penduduk kota, sehingga pembangunan kota bukan hanya untuk mengembangkan modal alam, lingkungan binaan, sosial dan manusia dari perspektif fisik material, tapi juga dari perspektif kebahagiaan dan spiritual well-being.

Baca juga: 10 SMA Jakarta yang Masuk Daftar Sekolah Terbaik Se-Indonesia

Dalam implementasinya model PKP ini, proses perencanaan kota mengikuti siklus dari empat fase kegiatan, yakni pengentasan kemiskinan, penguatan ketahanan (resilience) masyarakat dan kota, meningkatkan kelayakhunian (livability) kota, dan meningkatkan aspek psychological-spiritual dan well-being.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com