Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Dianggap Bodoh, Ini Kisah Dosen Unair Jadi Peneliti Dunia 2022

Kompas.com - 28/03/2022, 17:46 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Peneliti Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Miftahussurur dr MKes SpPD KGEH PhD berhasil meraih predikat peneliti dunia Top 100 Medical and Health Sciences Scientist 2022.

Hingga saat ini, ada total 101 penelitian telah dihasilkan Miftah. Dari jumlah tersebut, seluruh penelitiannya telah berupa jurnal terindeks Scopus.

Miftah bercerita, capaian tersebut diraihnya setelah sempat dianggap tidak pandai.

“Banyak yang menganggap saya bodoh ketika saya menempuh program doktoral di Jepang. Anggapan tersebut ada karena sebagai seorang peneliti, saya tidak tahu cara memegang pipet. Padahal, pipet adalah hal penting yang sangat berguna dalam penelitian,” cerita Miftah mengenang masa lalunya seperti dilansir dari laman Unair News, Senin (28/3/2022).

Baca juga: 5 Beasiswa S2-S3 Tanpa Batas Usia, Kuliah Gratis dan Biaya Hidup

Bahkan, banyak yang menganggap Miftah memiliki kualitas tulisan yang biasa. Apalagi ketika ia berhadapan dengan standar penulisan internasional, membuatnya terkesan tidak bisa menulis.

Kondisi tersebut sempat membuatnya hampir "patah arang" dan berkeinginan pulang ke Indonesia, namun dukungan dari sejumlah pihak membuatnya bertahan.

Memiliki rolemodel

Salah satu pahlawan Muslim menjadi salah satu sosok inspirasi Miftah. Saat pahlawan tersebut merebut Spanyol, ia membakar seluruh perahu miliknya.

“Saya juga terinspirasi oleh salah satu pahlawan Muslim ketika akan merebut Spanyol. Saat itu ia membakar seluruh perahunya. Hal itu juga yang saya lakukan, yakni dengan memberikan tempat-tempat praktik saya kepada junior. Sehingga saya tidak punya tempat lagi jika benar-benar memutuskan kembali ke Indonesia," ungkap dr Miftah.

Baca juga: ITB Buka Lowongan Kerja Dosen Tetap di 12 Fakultas, Simak Syaratnya

Dengan tekun, Miftah kemudian mempelajari semuanya dari awal. Berkat ketekunannya kini ia telah berkeliling Indonesia dan beberapa negara untuk melakukan penelitian. Fokus kajian utamanya adalah bakteri helicobacter pylori yang memberikan pengaruh kepada penyakit lambung.

“Terhitung kurang lebih sudah 43 kota di Indonesia, serta Jepang, Bangladesh, dan Nepal, menjadi lokasi penelitian saya. Saya berkeliling dengan membawa alat endoskopi (alat pemeriksaan tubuh, Red) guna mendukung penelitian,” tuturnya.

Kesuksesan yang saat ini disandang Miftah juga tidak terlepas dari orang-orang di sekitarnya. Ia selalu memiliki rolemodel yang menjadi indikator capaiannya.

“Ketika saya memiliki rolemodel, saya akan memperhatikan dan menirukan hampir seluruh dari gerak-gerik beliau. Saya akan mempelajari cara-cara beliau dalam melakukan sesuatu. Selain itu, saya akan memacu diri saya agar juga mencapai apa yang beliau capai, bahkan lebih di atas beliau,” ungkap Miftah.

Meski banyak memiliki rolemodel, namun tetap inspirasi utamanya adalah sang ibunda.

“Beliaulah yang membuat saya ada di titik ini,” ucap Miftah.

Baca juga: Uang Saku Di Atas Rp 10 Juta Per Bulan, Daftar 10 Beasiswa S1-S2 Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com