Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEK FAKTA: Faldo Maldini Sebut Jokowi Tidak Cawe-cawe di Pemilu 2024

Kompas.com - 01/04/2024, 14:17 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Faldo Maldini menyebutkan, Presiden Joko Widodo tidak pernah melakukan intervensi atau cawe-cawe di Pemilu 2024.

Juru bicara Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ini mengatakan, Jokowi tidak ikut kampanye dan meng-endorse salah satu pasangan calon.

“Bicara soal cawe-cawe, kayaknya saya udah dua tahun ya ngejawab soal cawe-cawe ini kan. Kita lihat Pak Jokowi selama proses pemilu tidak hadir di kampanye mana pun atau ke kandidat mana pun. Dan tidak meng-endorse siapa pun bahkan,” kata Faldo, dalam acara Panggung Demokrasi yang ditayangkan Metro TV, pada 4 Maret 2024.

Bagaimana faktanya?

Peneliti Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia, Wawan Kurniawan menilai, pernyataan Faldo keliru.

Wawan mengatakan, meski Jokowi telah menyatakan tidak akan ikut berkampanye, namun keterlibatan anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres menimbulkan pertanyaan tentang netralitas sebagai presiden.

Dari sudut pandang psikologi politik, kata Wawan, keterlibatan Gibran dapat diinterpretasikan sebagai representasi simbolik dari kelanjutan pengaruh politik keluarga Jokowi, sehingga, dapat memengaruhi persepsi publik terhadap netralitas Jokowi.

"Walau Jokowi secara resmi menyatakan tidak berkampanye, keterlibatan keluarganya dalam pemilu dapat dilihat sebagai bentuk dukungan tidak langsung, yang menunjukkan bahwa dia mungkin tidak sepenuhnya netral terhadap kandidat mana pun selama Pemilu 2024," ujar Wawan.

Representasi simbolik dapat menciptakan efek halo, yakni persepsi positif atau negatif terhadap satu aspek tokoh politik. Misalnya, keberhasilan Jokowi sebagai presiden dapat memengaruhi penilaian terhadap aspek lain, seperti kualifikasi Gibran sebagai seorang cawapres.

Kata Wawan, hal itu dapat memengaruhi cara individu memahami dan menilai tokoh atau kelompok politik tertentu, yang pada akhirnya dapat membentuk sikap dan preferensi politik mereka.

Sebagai contoh, jika Gibran dianggap sebagai simbol kelanjutan kepemimpinan yang baik dari Jokowi, maka hal itu dapat meningkatkan dukungan masyarakat terhadapnya.

"Keterlibatan Gibran dalam pemilu dapat dianggap sebagai dukungan tidak langsung dari Jokowi, terutama jika publik memandang Gibran sebagai perpanjangan dari pengaruh politik Jokowi," kata Wawan.

***

Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

Hoaks atau Fakta
Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Ronaldo Kritik Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! Ronaldo Kritik Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo Menikah dan Bahaya Vaksin AstraZeneca

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo Menikah dan Bahaya Vaksin AstraZeneca

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Restoran Siap Saji Terbengkalai

[HOAKS] Foto Restoran Siap Saji Terbengkalai

Hoaks atau Fakta
Sejumlah Konten Hoaks Mencatut Timnas Indonesia di Piala Asia U23...

Sejumlah Konten Hoaks Mencatut Timnas Indonesia di Piala Asia U23...

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Puan Maharani Promosikan Obat Nyeri Sendi

[VIDEO] Beredar Hoaks Puan Maharani Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

[HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru soal Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

INFOGRAFIK: Konteks Keliru soal Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Sejarah dan Fakta
Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Data dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com