KOMPAS.com - Contoh konten keliru yang banyak beredar dalam hoaks politik adalah pernyataan tokoh dan politisi yang diambil sepotong dan disebarkan dalam konteks yang tidak utuh.
Sebagai salah satu calon presiden dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2024, Anies Baswedan pun menjadi korban konten hoaks jenis ini.
Ada berbagai konten yang memperlihatkan ucapan Anies, tetapi disampaikan dengan narasi yang konteksnya keliru. Misalnya, pernyataan Anies tentang batik.
Di media sosial beredar pernyataan Anies yang seakan-akan menyatakan bahwa penggunaan kain batik sebagai baju merupakan pelanggaran.
Menurut narasi dalam konten itu, Anies mengatakan bahwa semestinya kain batik digunakan untuk sarung, bukan baju.
Setelah ditelusuri, Anies memang mengungkapkan pernyataan itu. Tepatnya, saat Anies mengisi kuliah umum di Universitas Muslim Indonesia, Makassar, Sulawesi Selatan pada 10 Desember 2022.
Saat itu, Anies menyatakan bahwa pada awalnya pemakaian kain batik sebagai baju merupakan pelanggaran. Namun, baju batik kemudian berkembang dan diterima sebagai identitas budaya Indonesia.
Anies pun meminta dunia pendidikan agar tidak terkunci pada pakem yang menyebabkan pembaruan menjadi mandek. Dalam konteks ini, contohnya adalah penggunaan batik.
Simak penjelasan lengkapnya dalam infografik ini:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram