KOMPAS.com - Beragam hoaks tentang kerusuhan terkait penolakan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 beredar di media sosial.
Salah satu hoaks memuat video lama kerusuhan di dekat gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta, pada 22 Mei 2019.
Ada pula hoaks yang menyebutkan bahwa TNI mengerahkan kendaraan tempur untuk mengamankan gedung Bawaslu dari pengunjuk rasa.
Tim Cek Fakta Kompas.com telah memverifikasi beragam informasi keliru tentang kerusuhan Pemilu 2024. Berikut rangkumannya:
Beredar video kerusuhan yang dinarasikan terjadi di gedung KPU dan Bawaslu karena kecurangan Pemilu 2024.
Setelah ditelusuri, video itu menunjukkan kerusuhan di Jalan KH Wahid Hasyim, dekat Gedung Bawaslu, pada 22 Mei 2019.
Peristiwa itu bermula dari unjuk rasa kelompok yang kecewa terhadap hasil Pemilu 2019.
Selengkapnya baca di sini.
Beredar video yang diklaim menunjukkan gedung Bawaslu dibakar pengunjuk rasa yang memprotes hasil Pemilu 2024.
Setelah ditelusuri, Tim Cek Fakta menemukan video serupa yang menyebut bangunan itu adalah pos polisi di depan Gedung Bawaslu. Pos itu dibakar saat kerusuhan 22 Mei 2019.
Kejadian bermula sekitar pukul 20.15 WIB ketika massa di perempatan Bawaslu dan Mandiri Tower mulai melakukan provokasi. Peristiwa itu terkait unjuk rasa penolakan hasil Pemilu 2019.
Selengkapnya baca di sini.
Beredar video iring-iringan kendaraan tempur Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang diklaim hendak mengamankan kantor Bawaslu.
Namun, Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen Kristomei Sianturi membantah narasi tersebut.
Menurut Kristomei, video itu adalah parade alat utama sistem persenjataan (alutsista) di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada 5 Oktober 2023, saat peringatan HUT TNI.