KOMPAS.com - Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), disebut menolak Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 berlangsung hanya dalam satu putaran.
Dalam konten di media sosial, terdapat narasi bahwa SBY menyebut telah terjadi kecurangan jika pilpres hanya satu putaran.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu keliru.
Sebagai konteks, quick count atau hasil hitung cepat Kompas memprediksi pilpres akan berlangsung satu putaran, dengan keunggulan pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Berdasarkan hitung cepat Litbang Kompas di 2.000 tempat pemungutan suara (TPS) sampel, data yang masuk sudah 55,6 persen, pada Rabu (14/2/2024) pukul 15.50 WIB.
Pasangan Prabowo-Gibran di TPS-TPS sampel hitung cepat memperoleh suara lebih dari 50 persen.
Narasi soal SBY menyebut terjadi kecurangan apabila pilpres berlangsung hanya dalam satu putaran dibagikan oleh akun Instagram ini (arsip), pada Kamis (15/2/2024).
Berikut narasi yang dibagikan:
*SBY: JIKA PILPRES 1 PUTARAN BERARTI CURANG !!!*
“Kalau Pilpres hanya berlangsung satu putaran, berarti itu curang,” ungkap SBY.
Lebih lanjut SBY menyampaikan apabila Pilpres terjadi kecurangan maka negara harus siap-siap chaos.
Ditambahkan lagi: “kalau Pilpres curang kita tidak akan terima dan negara siap-siap chaos,” lanjut SBY.
Konten tersebut memuat potongan pidato politik SBY yang disiarkan di kanal YouTube CNN Indonesia, pada Kamis (8/2/2024).
SBY memberikan tanggapan atas petisi dari para guru besar dan akademisi berbagai kampus tentang kemunduran situasi demokrasi di Indonesia pada Pemilu 2024.
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu menyinggung sejumlah narasi yang beredar, di antaranya "kalau pilpres hanya berlangsung satu putaran berarti curang dan hasilnya tidak akan diterima rakyat".